Cara Saya Mengelola Layanan Online Berbayar

Saat berlangganan layanan online cukup banyak, ini strategi saya dalam mengatur tagihan-tagihan itu agar tidak terlupa.

wide image





Ada berapa langganan online berbayar yang saat ini kamu gunakan?

Saya awalnya baca pertanyaan ini dari sebuah tweet yang lewat di linimasa. Saya pikir saya hanya berlangganan 1-4 layanan, tapi ternyata setelah ditulis rinci, layanan yang saya pakai lumayan banyak.

Baca sebelumnya: Review Singkat Layanan Online Berbayar yang Saya Gunakan

Sebelumnya, saya sudah menulis catatan singkat tentang layanan online berbayar yang saya gunakan. Kemudahan pembayaran langganan online seringkali membuat kita (saya) tidak sadar.

Kita pun tidak perlu melihat “uang”nya lari: satu kali input pin, setelah itu pembayaran akan dilakukan otomatis oleh dompet virtual atau kartu kredit kita. Kalau tidak awas, bisa-bisa ada keran anggaran bocor. Belasan ribu setiap bulan memang tampak kecil, namun bila dikalikan lima layanan sudah jadi jumlah yang lumayan besar.

Ngomong-ngomong, momen penyadaran dadakan itu membuat saya memutuskan untuk mendata seluruh layanan online yang saya gunakan. Saat ini saya sedang dalam periode audit-dan-streamline.

Yang jelas, sekarang saya sudah tahu semua langganan online berbayar yang saya gunakan, dan menyadari berapa biaya yang saya gunakan setiap bulannya. Ke depan, saya akan melakukan cek berkala beberapa bulan sekali, menyesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan saat itu.

Ini dia beberapa proses yang saya lakukan.

Tips Mengelola Langganan Online Berbayar

Kalau cuma langganan satu-dua, mungkin tidak perlu proses ini, semua dapat dilakukan di luar kepala. Namun ketika jumlah layanan yang digunakan lebih dari lima—seperti saya—hal-hal di bawah perlu dilakukan secara rutin, sebagai bagian dari life admin alias administrasi kehidupan.

Ya, kantor saja perlu administrasi yang rapi; apalagi kehidupan sendiri. Something I’m currently learning more right now…

Data

Sebelum memutuskan akan melakukan apa, tentu saja kita butuh data.

Sebelum ini, karena merasa hanya berlangganan sedikit, saya hanya mengandalkan catatan pembayaran yang tercantum di dompet virtual atau catatan kartu kredit. Sebaiknya kita juga punya catatan terpisah, sehingga ketika suatu saat diperlukan, kita punya catatan dokumentasinya.

Nah, saya menggunakan aplikasi notes bawaan dari ponsel. Hanya butuh satu file saja dan sebuah tabel sederhana. Cantumkan semua nama layanan, tanggal pembaruan dan pembayaran, dan tentu saja nominal per bulannya.

Pastikan jangka waktunya serupa (sebaiknya bulanan). Apabila ada nominal yang dibayarkan per tahun, angka tagihannya bisa dibagi dua belas sehingga dapat angka per bulan. Setelah itu, jumlahkan biaya per bulan yang harus dikeluarkan.

Audit

Sudah dapat angkanya? Great! Maka sekarang waktunya bertanya pada diri sendiri: Apakah nilai tersebut cukup atau malah kelebihan? Saya sendiri sempat kecele waktu melakukan proses ini. Nilai taksiran yang saya pikir di awal kelebihan kira-kira 30%. (he he).

Kalau nilainya masih cukup, sebenarnya hanya perlu sampai sini saja. Tetapi kalau terasa lebih dan ingin mengurangi, waktunya melakukan penyisiran dan menentukan skala prioritas.

Berlangganan layanan hiburan tontonan lebih dari tiga? Mungkin bisa dipotong sehingga hanya berlangganan satu saja. Apakah layanan itu dipakai setiap hari? Atau malah sebenarnya bisa diakali dengan berlangganan sekali-sekali saja, ketika ada waktu luang (sehingga bisa binge-watching)?

Kalau masih penasaran, bisa coba satu bulan lagi sebelum menentukan pilihan. Kalau masih ingin langganan tapi mencari pilihan agar bisa lebih murah… mari ke langkah berikutnya.

Opsi Hemat

Tentu saja, kalau belum tega melepas, ada pilihan untuk mengurangi nominalnya. Bukan dengan cara langganan yang ilegal, ya! Ini tetap legal kok.

Langganan bareng teman. Ini adalah pilihan yang banyak dilakukan banyak orang: cari teman yang ingin langganan hal yang sama, jadi bisa pilih paket family yang lebih murah dan biayanya dibagi rata.

Kekurangannya, harus ada koordinator yang mengingatkan pembayaran, dan si teman bisa mendadak berhenti sewaktu-waktu, jadi harus mencari lagi. Pun untuk mendapatkan harga murah yang maksimal, jumlah peserta pun harus maksimal.

Menggunakan layanan pihak ketiga. Ada layanan yang memang khusus mencarikan kita teman untuk didaftarkan dalam paket family. Enaknya karena kita tinggal santai membayar satu tarif, Hal merepotkan lainnya ditangani mereka. Bahkan juga ada reminder bulanan untuk mempermudah.

Salah satu contoh layanan ini adalah seakun.id.

Kekurangannya, kita harus berbagi identitas pribadi dengan orang lain (admin) dan untuk layanan Apple harus melihat ID orang lain di setting family sharingMinor convenience, I think.

Langganan untuk setahun. Agak kontradiktif karena membayar besar di muka; tetapi kalau dihitung per bulan, harganya pasti lebih murah. Tentu saja, ini hanya menguntungkan kalau layanannya sering dipakai. Kalau jarang, malah rugi bandar 😞

Streamline

Daftar lengkap layanan berlangganan sudah dipastikan. Sekarang, waktunya merapikan sistem pembayaran.

Kadang, saat berlangganan, kita memilih opsi berlangganan yang terdekat dan termudah saat itu. Layanan A dibayar menggunakan dompet virtual A, layanan B dibayar menggunakan kartu kredit, dan seterusnya.

Memang sih, selama saldonya terisi tidak akan jadi masalah. Tetapi ini menyulitkan kebutuhan pencatatan dan trace ulang kalau-kalau dibutuhkan. Sebaiknya, pembayaran layanan ini dilakukan satu pintu.

Setelah data lengkap sudah dimiliki, yang dilakukan berikutnya adalah:

  1. Mengubah semua layanan ke jenis pembayaran yang sama.
  2. Kalau memungkinkan, buat otomatis sehingga kita tidak perlu kerepotan dengan reminder dan membayar manual.
  3. Lakukan pengecekan setiap bulan untuk memastikan tidak ada error dalam pembayaran.








Ekstra: Gunakan Kartu Debit Virtual

Sebuah opsi tambahan untuk keamanan adalah menggunakan Kartu Debit Virtual. Apa itu kartu debit virtual? Singkatnya, kartu ini adalah kartu debit yang dikhususkan untuk transaksi online.

Fungsinya sendiri lebih mirip dompet virtual, di mana kita harus mengisi saldo untuk membuatnya berfungsi.

Saya menggunakan kartu debit virtual karena berhati-hati dengan risiko carding. Kartu debit virtual ini khusus digunakan untuk langganan online berbayar dan berbelanja di situs luar seperti etsy dan amazon.

Selain itu, karena saldonya dibatasi oleh kita sendiri (bukan limit), dan langsung menggunakan uang sendiri alih-alih bank, saya pun jadi lebih bisa menahan diri. Ini kayaknya sih keuntungan buat saya pribadi aja, soalnya matanya gampang terpengaruh belanjaan, ha ha.

Karena kartu debit ini bersifat virtual, tentu saja tidak ada bentuk fisik. Sifatnya yang sementara juga memudahkan kalau terjadi sesuatu dengan kartu tersebut. Amit-amit kalau kartunya dijebol, yang hilang hanyalah saldo di dalam kartu tersebut; dan dengan mudah saya bisa meng- generate yang baru.

Tidak semua bank menyediakan layanan kartu debit virtual. Ada yang set awalnya ribet, ada juga yang mudah. Saya sendiri menggunakan layanan kartu debit virtual dari Jenius, yang termasuk lebih dulu menawarkan fasilitas ini dengan mudah (sejak 2019).


Jangan Lupa Review Setiap Bulan

Meskipun semua sudah teratur dan rapi, langganan berbayar ini tetap harus di-review setiap bulan. Khususnya saat waktunya mengecek anggaran bulanan.

Gunakan data awal untuk direnungkan kembali: apakah layanan ini masih dibutuhkan? Apakah layanannya berfungsi optimal? Apakah anggarannya masih cukup atau ada yang perlu dipotong? Dan sebagainya.

Karena semua data sudah mudah dicek dan diakses, sudah tentu bila perlu dilakukan perubahan, prosesnya bisa lebih cepat. Pun kita juga bisa terhindar dari ghost fee, alias iuran yang dibayarkan entah dari mana dan kita tidak menyadarinya.

Jadi, berapa buah layanan online berbayar yang kamu pakai?

Salam,

Mega

if you love my writings, consider sign-up for my email newsletter to get monthly recap and more. 💛


Komentar

  1. Buat saya yang salah satu kerjaannya adalah nonton dan langganan lebih dari 4 OTT sekaligus cara pake 1 VCC doang dan nyatet ulang tiap sebulan sekali adalah cara yang menurut saya efektif (setidaknya sampai sekarang)

    Tambahan lain, kalo di platform berlangganannya ada fitur ubah tanggal penagihan akan sangat membantu (salah satunya netflix bisa kaya gini), jadi khusus untuk OTT saya bikin semua tertagih di tanggal yang spesifik, dan saya tinggal top up VCC saya di hari yang sudah ditentukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahhaa... truly a watcher ya sampai langganannya lebih dari 4 😭 keren euy....

      kalo saya karena semua udah satu rekening pembayaran jadi kebalikannya: dicek tiap akhir bulan dan di-checklist kesesuaiannya lewat laporan transaksi.

      anyway, baru tau tanggal tagihannya bisa diubah! bisa buat layanan lain juga gak ya... ini super useful nih jadi gak gemes liat saldo nganggur wkwkwkw

      Hapus
  2. semenjak baca blogpost Kakak soal layanan online berbayar, aku langsung hitung berapa langganan onlineku dan kayaknya masih dibatas aman karena baru 3(?). ada juga app langganan yang free dari hasil beli kuota (Amazon Prime). untuk netflix dan youtube premium aku menerapkan paket family bareng teman-teman supaya lebih hemat 😆. beneran lebih hemat banget kalau patungan sih~ aku nggak pernah langganan streaming app berbarengan karena 1 aja tuh jarang aku pakai, Kak 😂. jadi caraku kalau ada drama yang mau aku tonton di app lain yang aku nggak langganan, aku beli aja paket sharing di bulan itu biar sekali nonton aja wkwk mirip seperti yang Kakak tulis~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ini kabar baru. Lia langganan Amazon prime karena pakai kartu apaa? Kalau dulu aku sempet langganan disney hotstar karena pakai Telkomsel, tapi karena sekarang pakai paket keluarga bareng suami, ga pakai lagi (plus ya ga perlu2 amat sih). Aku penasaran Amazon Prime karena pengen nonton succession 🤣

      Hapus
    2. Aku pakai Telkomsel, Kak. Nah, dulu kan freenya Hotstar, sekarang freenya Prime 🤣. Coba cek paket kuota Kakak, jangan-jangan ada free Prime tapi Kakak nggak ngeh 🙈. Sayangnya Prime ini cuma bisa ditonton di hp aja 😂, tapi karena free nggak bisa protes lah ya wkwk

      Hapus
  3. Mbaa aku penasaran kalau pakai seakun untuk Apple Music, identitas pribadi apa aja yg dishare ke admin? apa juga apple IDnya kita?

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbaa, kita share email id applenya buat diset. nah berhubung family ini ada fasilitas location sharing, jadinya kita bisa tau siapa yang ada di grup apple family kita. tapi lokasinya nggak keliatan kok! still, memang ada bagian dari privasi kita yang harus diberikan ke admin supaya bisa join di grup apple family-nya 😅

      Hapus

Posting Komentar