Review Singkat Layanan Online Berbayar yang Saya Gunakan

Walau wujudnya tidak terlihat, layanan online berbayar berikut membantu saya agar lebih produktif, efisien, juga terhibur. Nah, apa sajakah itu?

foto dari dupephotos




Ternyata, kalau di-list, banyak juga. Itu simpulan saya saat melihat daftar ini.

Ini adalah sekilas layanan berbayar yang saat ini saya gunakan secara rutin. Secara umum, semuanya bermanfaat tergantung fungsinya. Ada yang saya gunakan untuk keperluan pribadi, senang-senang dengan keluarga (suami), dan juga untuk menjaga wellness diri sendiri.

Pada awalnya, saya paling anti dengan layanan online berbayar. Ada rasa takut jadi ketergantungan dan jadi boros. Yah, dua hal tersebut memang nggak salah sih (haha). Tapi saya juga merasakan manfaatnya, jadi sementara ini, inilah beberapa layanan yang saya gunakan.

Layanan ini murni layanan yang saya pribadi. Di luar langganan ini, saya juga menggunakan layanan online berbayar yang difasilitasi oleh kantor, seperti Microsoft Office, Freepik, Canva, dan Adobe Creative Cloud. Karena tidak saya bayar sendiri, maka tidak saya masukkan ke sini.

Storage & Productivity

Apple iCloud

Layanan iCloud saya ambil karena ganti ponsel. Saya rutin mem-back-up galeri foto secara manual ke hardisk, jadi saya tidak perlu iCloud yang besar-besar amat. Saya hanya menggunakan fasilitas yang 50GB dengan harga 15 ribu rupiah. Cukup untuk sinkronisasi dan back-up data penting saja.

Google One

Data utama saya justru disimpan di Google One. Saat ini saya menggunakan fasilitas layanan 100GB. Karena sehari-hari saya menggunakan layanan google untuk pekerjaan, dan pekerjaan saya berkaitan dengan grafis dan multimedia, layanan ini sangat berguna dan digunakan setiap hari.

Hal paling bermanfaat dari Google One, selain fasilitas Google Drive, adalah Google Photos. Foto dari Iphone bisa saya transfer ke google photos dan saya punya cadangan arsip ganda: di hardisk eksternal, dan Google Photos yang bisa diakses online, tanpa harus khawatir kehabisan memori.



Onesec

Aplikasi ini saya gunakan dalam rangka menekan screen time. Onesec membantu kita untuk “memikirkan ulang” intensi kita untuk membuka media sosial. Seringkali kita membuka media sosial semata-mata hanya karena muscle memory, tangan yang bergerak otomatis tanpa punya tujuan tertentu.

Onesec memberikan kita “rambu-rambu” dan penanda. Saat membuka aplikasi tertentu (yang sudah kita atur sebelumnya), dia memberikan “jeda” untuk membuat kita berpikir. Apakah kita benar-benar ingin membuka aplikasi tersebut? Jika ya, mengapa?

Hal ini dikembalikan kepada kita sendiri sebagai pengguna, tidak memaksa. Onesec juga memberikan saran kegiatan lain yang bisa dilakukan selain menatap layar, tentu saja sesuai dengan preferensi yang kita berikan sebelumnya.

Biaya langganannya murah, hanya 9 ribu rupiah/bulan. Sejauh ini saya baru mencobanya selama satu bulan, dan akan menilai lagi apakah aplikasi ini cukup efektif untuk digunakan sehari-hari.

Entertainment

Netflix

Kebanyakan orang langganan Netflix karena suka nonton. Kalau saya malah langganan Netflix supaya saya mau nonton. Iya, saya tuh susah banget disuruh nonton. Padahal kalau nonton short-form atau baca bisa satu-dua jam juga, tetapi bagi saya menonton adalah kegiatan yang melelahkan walaupun ingin.

Suami saya sebaliknya: dia suka banget nonton. Jadilah kami sepakat berlangganan Netflix, supaya iurannya bisa dibagi dua dan masing-masing bisa merasakan benefitnya. Kami sengaja ambil paket multi-device karena suami sering ke luar kota, jadi bisa dipakai di ponsel saat dia sedang tugas.

YouTube Premium

Kebalikan dari Netflix, saya suka banget nonton YouTube. Apalagi akhir-akhir ini saya menemukan celah asik nontonnya: saat sedang menyeterika. Seterikaan kelar, tontonan YouTube pun dapet banyak. Jadilah saya memutuskan untuk langganan paket YouTube family, tidak lupa mengajak Abang serta hehehe.

Hasilnya… wow, kayaknya I won’t go back. Nonton YouTube tanpa iklan rasanya bener-bener beda dibandingkan yang dipotong iklan, meskipun bisa klik “skip”. Sekarang iklan YouTube memang sudah sebanyak itu. Plus, YouTube Premium sudah termasuk layanan YouTube Music, sehingga bisa dibilang terasa berlangganan dua layanan dalam satu harga.

Jadi, sejauh ini, sangat memuaskan! Kalau udah yakin, bisa aja langganan langsung untuk setahun.

Apple Music

Sewaktu ganti ponsel, saya mendapatkan free trial Apple Music. Waktu itu saya masih berlangganan Spotify, jadi saya coba saja untuk iseng. Ternyata, walaupun tidak se-intuitif algoritma Spotify, kualitas suara Apple Music jauh lebih bagus. Jadi, saya non-aktifkan layanan Spotify premium saya, dan diganti dengan Apple Music.

Berhubung sekarang saya berlangganan Youtube Premium juga, sedang ada wacana apakah Apple Music ini saya hentikan saja, sehingga saya bisa pakai Youtube Music. Tapi masih nyaman dengan Apple Music sih, jadi ya saya teruskan saja.

Untuk Apple Music, saya menggunakan layanan langganan dari seakun.id, di bawah 25.000 rupiah per bulan.


gambar dari dupephotos

Daily Life

Grab Subscription

Saya memutuskan langganan grab sejak frekuensi penggunaan aplikasi ini lebih sering. Kalau aplikasinya jarang dipakai, aplikasi semacam ini banyak voucher-nya. Kalau sering banget dipakai, mau dapat voucher malah harus bayar dulu.

Ya, saya membayar langganan untuk mendapatkan voucher. Voucher ini jumlahnya 100 lebih dan bisa digunakan untuk pemesanan grabbike, grabcar, grabsend, dan grabfood (dengan nominal pesanan minimal 40 ribu rupiah). 

Memang sih, sekilas kayak rugi banget. Pasalnya, saya memang menggunakan aplikasi ini hampir setiap hari—jadi cukup terasa potongannya. Plus, harga langganannya termasuk murah: per bulannya sekitar sepuluh ribu rupiah atau lebih sedikit. (Karena dibayar dua bulan sekali, jadinya lupa, ha-ha).

Ada masanya saya nggak menggunakan aplikasi ini, dan tidak saya teruskan langganannya. Ketika sering dipakai lagi, maka saya beli langganan lagi. Sejauh ini, sepertinya sudah dua tahun saya berlangganan Grab Subscription.

Final Verdict

Kalau misalnya disuruh menghilangkan satu-dua langganan dari deretan layanan di atas, pasti saya memilih Apple Music dan Netflix untuk di-cut pertama kali. Untuk saat ini, karena masih belum lewat anggaran dan disponsori suami, jadinya lanjut dulu aja, lah.

Ada langganan online berbayar yang kira-kira bisa direkomendasikan atau diceritakan pengalamannya? Share on!

Salam,

Mega

if you love my writings, consider sign-up for my email newsletter to get monthly recap and more. 💛

Komentar

  1. Hmm... berbayarku hanya Netflix aja dan kepake banget sih (sama istri) buat nonton KDrama. dan yaa.. seingatku cuma itu aja, sisanya, yaa.. you know lah, windows stuff yg mana PS atau lightroom bisa grat**

    Kalo kebutuhan visual, cukup bersyukur bisa tercukupkan dari pinterest yg gratis.

    kayaknya emang Netflix aja sih kyknya...

    udah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya. Sekarang pun aku beruntung bisa pake adobe karena dari kantor. kalau udah nggak ngantor lagi, kayaknya harus rela melepaskan 🤣

      Buatku Netflix malah terasa sangat tersier. Yang tukang nonton suami aku soalnya...

      Hapus
  2. saat ini langganan berbayarku ada Netflix dan Youtube Premium. langganan Netflix patungan dengan teman-teman, tapi itupun aku juga jarang nonton, Kak 😂. sama seperti Kak Mega, aku lebih suka nonton Youtube dibanding Netflix 🤣 jadi aku bisa aja disuruh cut Netflix, tapi tidak dengan Youtube Premium 😂. sebagai pemakai Youtube Premium dari cukup awal-awal peluncuran, aku nggak mau berhenti langganan karena nggak betah disodori ads terus wkwk. udah paling enak Youtube Premium 😭👍🏻. music pun aku juga pakai Youtube Music aja karena udah sepaket dengan Youtube Premium wkwk. dengar-dengar katanya YT Music kualitas suaranya lebih bagus dibanding spotify premium juga sih, Kak~ aku kadang masih pakai spotify sih buat intip playlistnya aja soalnya playlist spotify bagus kuraasinya wkwk
    selain 2 app di atas, aku juga pakai langganan Xbox pass. ini langganan buat main game karena aku suka main game bareng teman 🤣

    btw, aku penasaran dengan manfaat dari Onesec. kalau Kak Mega udah pakai agak lama, nanti infokan ya apakah ampuh atau tidak 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Weh bener bgt soal YT premium Li. Jujur aku maju mundur banget beli YT premium karena merasa nggak butuh-butuh banget, toh tinggal skip iklan. Tapi setelah pake smart TV itu iklan super ganggu karena kita kan pengennya nonton santai hahaha.

      Abis pindah YT premium I was like "buset... ngapain aja gue selama ini..." totally worth it 🤣🤣🤣

      Aku bandingin YT music emang lebih bagus daripada spotify premium! kalo spoti masih harus disetting ulang katanya atau gimana deh. tapi kurasi dan algoritmanya emang ga ada lawan. YT music menurut aku kurang oke algonya jadi aku masih bertahan dengan apple music. algo apple music juga belum bisa ngalahin spotify. mungkin karena pakenya baru sebentar ya 😭

      Ok noted! akan review lagi nenti kalau udah pake 3 bulanan, plus dengan apps lainnya kali, yaaa 😂

      Hapus
  3. dari dulu penasaran pengen langganan YouTube Music karena udah jarang dengerin Spotify, tapi masih FOMO huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekarang kayaknya saya bakal pindah youtube music nih. spotify udah dilepas, berikutnya apple music dilepas. biar sekalian aja pakai youtube premium :D

      Hapus

Posting Komentar