What's In My Everyday Bag (2024)

It’s been one year since pandemic status lifted!

Sejak 2023, kehidupan manusia sudah kembali normal seperti ketika dunia belum mengenal COVID-19. Tidak ada restriksi, tidak ada tes yang harus dilakukan berkali-kali, tidak ada batasan jumlah manusia di satu lokasi.

But it also means work-from-office days! Waktu pandemi bilangnya kangen kerja ke kantor, bawa tas cantik. Akhirnya sekarang bisa lagi ngantor bawa tas, meskipun ya ternyata tasnya nggak bisa seperti yang saya bayangkan sebelumnya.

Pasalnya, gaya kerja pra-pandemi sudah berbeda dengan pos-pandemi. Kalau dulu komputer saya selalu duduk manis di meja, sekarang kami sudah menggunakan laptop untuk kegiatan sehari-hari. Jadilah, hal itu berefek juga pada gear sehari-hari yang saya gunakan.

Nah, berikut ini adalah tas yang saya pakai sekarang dan barang-barang yang ada di dalamnya, sebagai pekerja kantoran 9-5 (8-4, in my case).

Tas yang Digunakan: Unbranded dari Lanalini

Ransel ini baru dibeli setelah saya mengganti laptop dengan yang lebih kecil. Sebelumnya, saya menggunakan ransel bawaan laptop lama yang kebesaran. Tas laptop bawaan penampakannya gak bikin semangat (hahaha), jadi saya beli ransel khusus, deh.

Syaratnya: tas yang saya pakai harus punya support bahu dan punggung yang bagus. Saya juga nggak mau tas yang terlalu besar. Banyak ransel laptop yang juga berperan ganda sebagai kantong doraemon, sementara saya nggak butuh itu. Jadilah saya berselancar di e-commerce, mencari tas yang cocok.

Enter this unbranded bag dari lapak oranye, impor dari negeri tirai bambu. Saya sebut unbranded karena terlihat tidak ada branding khusus yang memberi karakter—jadi tokonya hanya bertindak sebagai reseller. Nama tokonya Lanalini.id dan tersedia di platform Tokopedia maupun Shopee.

Tas ini berbahan dasar nilon tahan air. Modelnya kompak dan kokoh, dengan ritsleting yang cukup kuat. Tampilannya cenderung minimal dan feminin. Yang saya suka adalah tali bahunya yang tebal dan berbusa, sehingga memberikan support bahu yang cukup. Sudah beberapa kali naksir model tas ransel perempuan, tapi tali bahu-nya kayak nggak niat. Tipis dan kecil.

Karena ada kompartemen laptop terpisah, saya tidak perlu khawatir laptop saya terjepit barang-barang lain. Kompartemen tengahnya pun cukup luas dengan banyak kantong tambahan: bisa untuk perkabelan, buku, sampai pulpen.

Plus-nya, harganya pun nggak mahal πŸ˜† Dengan budget di bawah tiga ratus ribu rupiah, tas ini enak dan nyaman dipakai untuk sehari-hari.

Cons-nya, lapisan bawah tas ini memang tidak tebal, jadi harus tetap berhati-hati kalau mau meletakkan tas berisi laptop di lantai. Material interiornya juga sesuai harga—tipis dan kasar.

Overall, sudah dua bulan tas ini saya pakai, dan kesannya 8/10! Kalau tas yang ini rusak, saya berani berinvestasi lebih, karena ternyata nyaman banget pakai ransel untuk ke kantor.

Laptop Backpack by Lanalini - buy here: Tokopedia / Shopee

The Pouch(es)

Bukan tas cewek namanya kalo nggak ada kantong lagi di dalamnya. Apalagi kalau tasnya adalah tas tempur, alias dipakai untuk sehari-hari. Di tas saya sendiri, minimal ada dua-tiga pouch dengan berbagai bentuk dan fungsi.


Makeup Pouch

Karena waktu yang terbatas dan terpotong perjalanan, saya memilih dandan di kantor saja. Berangkat bare face alias muka polos yang penting morning skincare routine aman. Karena itu pouch ini cukup banyak isinya. Maklum, benda ini adalah senjata utama saya di pagi hari.

Isinya lengkap: sunscreen (in case perlu re-apply), cushion foundation, cream blush, pensil alis, parfum hari itu, dan beberapa warna lipstik. To be honest, untuk ukuran pengguna make-up, ini adalah make-up routine yang sangat minimalis. Produknya pun yang ringkas dan mudah diaplikasikan.Tapi tetap saja wadahnya penuh πŸ˜†

More skincare details here.

Cable Pouch

Sepuluh tahun lalu, bawa charger tidaklah sebuah keharusan. Tetapi sekarang kayaknya semua orang bawa lebih dari satu jenis kabel. Pouch kabel saya berisi wireless earphone, charger laptop, dua jenis adapter, serta tiga jenis kabel (mini usb, type c, dan lightning). Soalnya saya nggak tahu kapan earphone, ponsel, atau kindle saya habis baterai. Dan karena saya berada di kantor delapan jam sehari, charge di kantor adalah kegiatan sehari-hari.

Wireless Earphone: Baseus Encok WM01

Dibeli karena warnanya putih dan viral #ya. Awalnya saya beliin buat suami, ternyata dia nggak suka model bean begini, karena karetnya mudah lepas. Selain itu, ternyata warna putih mudah kotor dan nggak enak dipandang. Karena itu saya belikan lagi beliau yang baru, dan yang ini saya pakai.

Kualitasnya sendiri menurut saya so-so. Ternyata saya lebih suka pakai earphone berkabel daripada yang wireless. Nggak gampang copot, nggak gampang hilang, cocok buat saya yang ceroboh. Yang paling penting, nggak ada delay. Nggak tahu ya kalau akhirnya saya memutuskan pakai wireless earphone yang mahal—misalnya switch ke airpods. Untuk saat ini tidak ada rencana.

Baseus Encok WM01 - buy here: Shopee

Assortment Pouch (not pictured)

Pouch yang ini isinya bisa macam-macam, tergantung niat saya. Kadang dibawa, kadang enggak. Normalnya, pouch ini berisi pembalut atau pantyliners, cadangan masker, dan obat-obatan. Kalau kebetulan pulangnya menginap di luar, saya menambahkan sikat gigi, pasta gigi ukuran kecil, dan sabun cuci muka.

Sampai sekarang, saya masih bawa masker tipe KN95. Meskipun tidak ada kewajiban pakai masker lagi, udah terlalu nyaman bawa masker sehari-hari. Untuk pantyliners dan teman-temannya, saya doyan beli borongan di toko ini. Beli sekaligus buat tiga bulan—nggak perlu takut kehabisan ketika mendadak butuh.

Masker favorit, belinya di sini (Shopee).

The Compartments


Laptop

Sebelumnya saya selalu pakai si Monster. Si Monster adalah laptop spek gaming—laptop yang se-tipis apa pun di kelasnya, akan selalu berat kalau dibandingkan laptop dengan spek office. Apa daya sehari-hari saya menggunakan software grafis, banyak pula.

Untungnya, setelah dua tahun bergelut dengan syaraf kejepit dan nyeri punggung kronis, akhirnya kantor saya memberikan kesempatan untuk menukar laptop dengan yang lebih ringan di akhir tahun 2023.

Saat ini saya menggunakan Macbook M1 Pro 2021. Dibandingkan dengan Macbook air, sudah tentu laptop saya tetap lebih berat. Tetapi dibandingkan dengan laptop yang sebelumnya saya gunakan, jauh banget! Sampai-sampai, kalau sedang nggak bawa banyak barang, saya suka merasa laptop saya ketinggalan, karena nggak berasa di punggung.

Karena ini perdana saya switch dari Windows ke Mac (yup), tentu saja butuh sedikit learning curve. Tapi karena saya juga pindah ke Apple environment sebelumnya—lewat ponsel—jadi penyesuaian itu pun tidak terlalu lama. If any, saya lebih suka pakai Mac karena nyambung banget kayak jodoh sama si ponsel.

Bersyukur sekali akhirnya punggung saya tidak tersiksa lagi. semoga kamu awet ya, top (laptop).

Mouse + Adapter

Sejak pindah “agama” ke Mac, otomatis saya jarang banget bawa mouse. Trackpad-nya beneran seenak itu, bahkan untuk kegiatan yang banyak menggunakan software grafis seperti saya. Jadi kadang saya bawa, kadang tidak. Berhubung HDMI port sudah ada, untuk keperluan presentasi tidak perlu adapter. Praktis yang saya butuhkan dari adapter hanyalah USB-nya, yang digunakan untuk mouse.

Mouse yang saya pakai ini enak banget dipakai, though! Mungil, tapi nggak bikin kagok. Adapter-nya juga tahan banting—pernah kehujanan dan tetap berfungsi dengan baik. Tetap, jangan sampai adapternya kehujanan yak.

Genius Mouse - buy here: Tokopedia / Shopee

UGreen USB Hub for Mac - buy here: Shopee

Ponsel: iPhone 13 - Pink

Ponsel lama saya, si Redmi Note 8, sudah “berpenyakit” sejak 2022. Saya mencoba bertahan dengan baterainya yang drop, kameranya yang sering hang, dan beberapa penyakit lainnya. Tapi akhirnya saya menyerah ketika ponsel itu restart berkali-kali dalam sehari. Pertengahan 2023, pencarian ponsel baru dimulai.

Karena dulu saya beli ponsel hitam karena terpaksa (In the end, I don’t like black phones, it’s boring), saya bertekad untuk benar-benar membeli ponsel yang saya inginkan. Bagus kalau software dan hardwarenya bisa kuat untuk minimal tiga tahun, dan memudahkan saya bekerja. Tapi poin utama saya waktu mencari ponsel adalah satu hal:

MAU HP PINK!!!!

Milih-milih antara si Samsung yang warnanya coral/lavender, Xiaomi Mi Lite pink, atau nungguin iPhone 15 pink keluar, endingnya saya memilih iPhone 13 pink buat jadi daily driver. Sejauh ini puas dengan performanya: motret yang urusan kerjaan nggak perlu bingung karena beda warna dengan kondisi irl, prosesornya sat-set buat kerja (plus it synchronize well with my mac), dan motret buat konten blog lebih mudah. Hehehe.

Setelah iPhone 15 pink keluar pun, saya masih lebih suka yang 13 pink ini, karena pink-nya beda. 15 lebih Barbie Pink, dan yang 13 coral pinkthe kind of pink that I love πŸ₯°

Happy with the purchase, meskipun sampai harus keliling 3 iBox karena stoknya entah kenapa jarang banget waktu itu. Oh ya, sekarang harganya lagi turun-turunnya banget. Di tahun 2024, ponsel ini masih sangat layak pakai, so if you want to purchase, you’ll get a good deal.

O iya, pastikan untuk selalu membeli dengan garansi resmi. Emang sih Apple nggak punya toko resmi di Indonesia, tapi paling tidak kita berusaha lebih aman secara legal dengan membeli garansi resmi.

Dompet - Povilo Bira Card Wallet

Per tahun 2024 ini saya memutuskan switch ke dompet kartu. Sebenarnya, dompet lama saya baik-baik aja (yang dibeli tahun 2021). Tapi sekarang dompet itu terlalu besar untuk kebutuhan sehari-hari. Seiring waktu, sekarang saya jarang banget ambil uang cash. Kalo kepepet minta ke dompet Abang aja (haha). Dompet yang biasa pun jadi terasa bulky.

Enter Povilo Bira Card Wallet. Sebelumnya saya udah pakai dua produk Povilo, jadi tentu saja sudah tahu dengan kualitasnya. Sempat ingin merek lain sebenarnya, tapi karena barangnya habis akhirnya balik deh ke sini. Ternyata saat barangnya datang, saya suka banget!

Bahannya jangan ditanya: sintetis, tapi berkualitas. Elastis namun kuat. Muat maksimal 8 kartu, tapi memang desainnya cukup tight, jadi saya memasukkan maksimal enam kartu. Selain itu, di tengahnya masih ada slot untuk uang kertas barang satu-dua lembar.

Pilihan warnanya banyak banget sampai bingung. Saya memilih warna burgundy karena memang warna favorit—plus masih berkesan netral *with enough oomph—*tetapi mereka juga tersedia dalam warna merah muda, hijau, biru, hitam, sampai two-tone.

Povilo Bira Card Wallet - buy here: Tokopedia / Shopee

Kindle Regular 2019 - 4GB

Masih menjadi best buy saya di tahun 2020, dan senang mengabarkan kalau Kindle ini masih berfungsi baik menjelang tahun keempatnya. Masalah yang dia miliki wajar banget untuk gadget berusia empat tahun: baterai bertahan lebih singkat (tetap bisa dipakai sampai 4 hari untuk pemakaian standar), dan kadang suka hang yang menyebabkan blinked screen (cukup tekan tombol utama dua kali, masalah selesai).

Saya nggak baca apa pun di 2023 despite kemana-mana bawa benda ini, termasuk saat ke kantor. Tepatnya, nggak ada buku yang tamat. Tahun 2024 ini, saya berharap bisa menyelesaikan minimal sepuluh buku, syukur-syukur kalau lebih. Mohon doa, yaa.

Kindle Paperwhite 2021 - buy here

Baca lebih detail tentang plus-minus Kindle di sini

Mukena Travel (Travel Prayer Set) - Alif

Post-pandemic state brings me to a more mobile lifestyle. Terlebih dengan kerjaan yang nggak tahu kapan selesainya, kapan mendadak perginya, kapan pulangnya, keberadaan mukena travel jadi hal yang esensial. Saya beli mukena ini karena viral (lagi), dan senang banget karena mukena ini sangat bermanfaat.

Ukurannya kecil, ringan, dan nyaman dipakai. Bisa masuk ke tas mana aja, tinggal cemplung cemplung. Selama melipatnya benar, dijamin bisa masuk ke dalam tas mukenanya dengan mudah. Selain itu, bisa dipakai dengan model tudung maupun model non-tudung. Best buy! Semua perempuan yang salat harus punya satu di tasnya.

Setelah saya beli, ternyata teman saya memberikan mukena yang sama sebagai hadiah housewarming. Jadi sekarang saya punya dua buat gonta-ganti. Tokonya lumayan sering live, jadi bisa dapat voucher diskon tambahan.

Alif Mukena Travel - buy here: Tokopedia / Shopee

Review on my X (Twitter)

Shopping Bag (not pictured).

Berkat peraturan mengurangi plastik dan keseringan delivery, mau ngaku deh kalau di rumah saya tuh banyak banget kantong spunbond dari go-food dan grabfood merchant πŸ˜…. Karena itu, sekarang saya selalu bawa kantong belanja tambahan di ransel. Nggak ada ketentuan khusus karena emang banyak banget spunbond yang ada di rumah. Ini pun nggak kefoto karena kemarin habis dipakai, jadi belum dimasukkan ke tas lagi (dan saya keburu males hahaha).

Pen + Keys

Terlepas dari dunia yang serba digital saat ini, saya masih menggunakan dua benda manual: kunci biasa (bukan smart key) dan pulpen (bawa dua karena memang kebetulan ada dua aja). Kunci saya ternyata masih berat karena cukup banyak, tapi memudahkan karena saya yang ceroboh ini suka lupa naruh.

Untuk pulpen, gunanya bener-bener random. Kita nggak tahu kapan butuh pulpen. Seringnya ketika kegiatan outdoor, mendadak ada yang harus ditandatangani, dan si orang yang membawa formulir juga sibuk mencari-cari pulpen. Tadaaaa… berasa deh gunanya. Selain itu, karena ada slot khusus pulpen di tas ini, jadinya ya enak banget, nggak perlu takut hilang tenggelam di tas 😁


Setelah pandemi, praktis bawaan saya beda banget. Memang benar ternyata, pandemi membawa revolusi dalam waktu singkat. Mirip-mirip kalau terkena bencana alam atau perang, katanya. Bandingkan dengan bawaan saya waktu pandemi dulu. Itu pun ke kantor hanya seminggu tiga kali maksimal.

It’s a super long post and I’m surprised there are a lot of stuff in my bag! Untuk tas yang ukurannya sedang, tas ini muat cukup banyak, dan saya hepi dengan pembeliannya. Cocok digunakan ketika saya menggunakan motor, mobil, maupun commuting menggunakan kereta.

Are you commuting for your everyday jobs/errands? Apa saja yang biasanya ada di tas utama kalian? I’d love to hear!

Salam,

Mega

13 komentar

  1. Overall, untuk seorang wanita... sepertinya sudah sangat simpel sekali ya bawaannya.

    tapi komen yang penting adalah ini >> DUH MUPENG MACBOOK-NYA!!!!!!!
    i want one!!! :((


    tapi ga apa-apa deh, seadanya uang aja macbook mah... karena lumayan terobati dengan produk apple lainnya, iPad 7 jadul, alhamdulillah kebeli juga, hahaha... lumayan udah bisa dipake ngegambar-gambar dan hal simpel lainnya. Termasuk sekarang, yg udah gapunya laptop, bloggingnya jadi pake iPad.


    Oia, tadinya aku kira itu foto iPad lho karena kok kayak yg kecil tapi kok ga sekecil itu, oh ternyata emang macBook.

    ya emang seorang graphic designer mah kayaknya cocoknya emang sama keluarga apple ya.

    Akupun sekarang suka sama pouch, dan ada juga pouch khusus perkabelan, alhasil.. isi tas jadi lebih rapi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha Kang Ady... sekarang baru berasaa saya juga butuh ipad huhuhuhu. Lagi saving buat ipad tapi nampaknya masih agak lama belinya πŸ˜† semoga rezekinya dilancarkan yah, dan berjodoh dengan laptop lagi :D

      Buat saya, peningkatan kinerja yang signifikan terasa ketika pindah ke mac--karena fitur layarnya. bermanfaat banget buat bandingin warna hasil cetak dan layar. karena di layar laptop windows, kadang perbedaannya masih besar. Jadinya ribet karena bikin saya test-print berkali-kali.

      Macbook pro yang sekarang menurut aku termasuk kecil, karena bezel layar-nya makin menipis. Ukuran layar yang saya punya 14", tapi secara fisik kelihatan kayak 13". Nggak salah kalau dikira ipad, karena ipad pro kan ukurannya 12" 😁

      Hapus
    2. ini balesan komennya kayak dari tim marketingnya macbook nih, hahaha....
      which is jadi lebih pengen beli macbook :o

      -_______________-

      Hapus
  2. Aku sangat setuju dengan penggunaan tas yang sesuai untuk kegiatan sehari-hari. Yang dicari pasti yang nyaman untuk pundak dan punggung. Ikut sedih ketika baca mengalami saraf kejepit karena masalah tas.

    Aku mengalami hal yang sama. Dulu pakai laptop yang berat, kemudian rusak dan akhirnya sejak awal 2019 ganti laptop yang lebih tipis dan enteng, tapi secara performa terhitung bagus. Ukuran monitor 11.1" yang kadang menyulitkan kalau pas buka edit grafis karena kurang lebar...hiks

    Aku juga membagi barang bawaan jadi beberapa pouch. Tujuannya biar ga kececer kemana-mana. Tentu sangat membantu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah kaget juga masih ada laptop ukuran 11.1". itu sekecill apaa mas? kebayang, soalnya sekarang buat saya aja 14" itu hitungannya kecil. Aneh banget kita dulu bisa survive dengan netbook 7". (akhir 2000-an kayaknya yaa).

      hehe, masukin ke pouch juga solusi kalau doyan gonta-ganti tas :D

      Hapus
  3. Tulisan menarik dan jadi tau ternyata beneran hijrah ke iphone ya sejak obrol2 soal hape di twitter beberapa tahun lalu. cuma bisa komen soal smartphone karena cuma rada melek di situ.

    Tiba-tiba kepikiran buat tulisan serupa dengan konsep sedikit berbeda (?)

    *well jalan jalan ke home dan ke blog-nya kalo diperhatiin lagi banyak renov ya? banyak perubahan dari terakhir ngecek.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahah ayo bikin postingan kayak gini juga! setelah hijrah skrg dah keenakan kayaknya. nyangkut di ekosistem.

      ceritanya lagi seneng banget ngoprek-ngoprek emang :D jadinya bakal ubah-ubah terus. ini juga baru ngubah lagi main typeface, dan kayaknya bakal stay sama yang ini. its fun to have a playground that easier to tweak. ngoprekin google sites lebih gampang daripada mainin layout blog wkwkwkw....

      Hapus
  4. Dari dulu sampai sekarang aku suka banget bacain atau nonton video What's in My Bag, senang deh Kak Mega bikin konten ini lagi setelah jaman pandemi waktu itu 🀣 ((waktu itu, kayak udah lama banget padahal waktu dijalanin kayak nggak kelihatan ujungnya))

    Aku suka deh sama tas Kakak! Aku kalau pilih ransel agak picky jugaa, nggak suka yang talinya kecil dan licin. Begitu lihat tas Kak Mega, talinya kelihatan model empuk, model yang begini enak banget sih!! Nggak sakit di pundak kalau barang bawaannya banyak πŸ™ˆ

    Daily makeupku juga minimalis seperti Kak Mega 🀣 blush on sama liptint paling penting wkwk. Btw cream blush Kak Mega shade apa? Ini bagus nggak cream blushnya, Kak? Kebetulan aku lagi nyari cream blush >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. benarr aku juga suka banget video what's in my bag! tadinya pengen bikin video juga, tapi ternyata resource bikin video lebih ribet daripada konten tulisan gini. sekarang pengen fokus ke tulisan dulu hahahahaa.

      YA KAN. ransel buat cewek tuh banyak banget yang modelnya lucu tapi tali pundaknya kok kecil-kecil. emangnya cewek ga pernah bawa barang berat??? 🀣 🀣 makanya aku suka banget sama tas ini. modelnya gak terlalu kekanakan tapi tali pundaknya sesuai keperluan.

      Anywayy, blush on emang penting yak. kalo ga pake blush tuh pucat banget mukaku. sekarang aku pake makeup wardah simply karena dia murah dan mudah didapat. plus karena lama abisnya, aku mutusin sama satu merek aja. ga bisa dibilang perfect, tapi does the job well! Kalo Lia pake merek apa?

      Hapus
  5. Knapa aku baru baca postingan mba mega yg di bawah2 yah? aku seneng banget baca artikel what's in my bag, kebawa jaman baca majalah go girl/kawanku dulu #yee ketauan umurnye. Mba masih ingat beli pouch strawberry di mana kah? btw akuu juga team ransel masih ngantor karena lebih aman dari copet 🀣. mukena alif memang the bestt

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha setuju! meskipun sekarang udah jarang ada majalah, konten2 mereka bener2 long lasting sehingga bikin aku terinspirasi bikin konten yang mirip-mirip πŸ˜†

      anyway, pouch itu souvenir nikahanku kak zii πŸ˜‚ ayahku yang buat sendiri! kayaknya aku masih punya yang di-pack tapi lupa nyimpen di mana deh. kalau masi ada bisa aku titip ke satpam gerbang utama kampus 🀣🀣 (serius) the real color is kinda different, though! its more like a navy base with red strawberries.

      Hapus
    2. Mbaa maap sumpah aku g ngeh klo di pic paling atas ada inisial souvenirnya Mba Mega T-T bukan bermaksud wkwkwkkw 🀣🀣🀣 jadi sungkan kan aku nyaaa wkwwk warnanya catchy abis jd aku tergerak buat nanya hahaha aduhh maluuu~

      Hapus
  6. Aaaaaa kannn, jadi pengen nulis beginian lagiii 🀣

    Keinget blog post what's in my bag aku yang terakhir juga pas era pandemi, mana judulnya what's in my diaper bag lagi, maklum abis lahiran Krystal waktu itu, wkwk.

    Soal cable pouch itu yaampun bener banget. Aku pun baru beli beberapa pouch untuk tas, salah satunya untuk nyimpen kabel. Aku baru berasa ribet kabel charger yang langsung dimasukin ke tas jadinya messy banget. Setelah pake pouch, jadi rapi dan enak keluarinnya. Sama aku juga beli pouch khusus koin dan uang cash, HAHAHA. Di Bogor ini masih pake tunai bangett, padahal aku udah pake dompet kartu, nggak pernah pake dompet gede lagi.

    And the bag is really cute! Aku kira tadinya lokal lho, ternyata impor. Mayan lah ya harga segitu dengan performa yang oke πŸ’™

    BalasHapus

Instagram

gentle sunday. Theme by STS.