Lima Belas Menit Sebelum Jam Pulang Kantor: Ngapain?


Saya merasa waktu “ngantor” jauh lebih jelas saat di kantor dibandingkan saat bekerja di rumah. Mungkin karena faktor lokasi ya. Kalau kerja di rumah, saat “lowong” bisa dimanfaatkan untuk mencuci piring, sapu-sapu, dan lipat jemuran. Ha ha ha…


Berada di kantor cenderung membuat saya bisa lebih fokus, kecuali distraksi rapat dan panggilan dari meja atasan atau rekan. Namun, tentu saja tidak selalu fokus sempurna. Seperti hari kerja pada umumnya, energy spikes--atau lonjakan energi dan fokus saat kerja pun bisa naik turun, seperti kurva.


Lima belas menit sebelum pulang kantor adalah waktu di mana saya sudah bengong. Waktu pulang sebentar lagi, mau nerusin kerjaan ya sudah nggak konsen, mau mikirin kerjaan yang susah apalagi. Tanggung, besok aja.


Artikel ini memang bukan untuk pejuang lembur atau yang hobi pulang lewat jam sih. Soalnya saya menganut pulang tepat waktu-lah selagi bisa. Ketika pekerjaan sedang manageable dan tidak harus lembur, lima belas menit terakhir bisa saya gunakan untuk hal-hal berikut (selain balas chat, browsing youtube dan/atau website lain, hahaha).


Walaupun kenyataannya sekarang saya hanya ke kantor seminggu dua kali. Hiksss...


Beres-Beres Meja


Mantan atasan saya, yang saya hormati, punya kebiasaan membereskan meja sampai kinclong sebelum pulang. Nggak ada tumpukan dokumen, nggak ada post it, pokoknya cling kayak nggak ada yang bekerja. Katanya, membersihkan meja membuat dia merasa tenang dan siap untuk esok harinya.


Dan memang benar sih. Membersihkan meja memberikan saya clean slate untuk pekerjaan esok hari, nggak kepikiran dengan tumpukan yang tersisa. Target ini juga membuat saya sebisa mungkin memproses pekerjaan yang masuk pada hari itu, atau setidaknya cukup dijadwalkan dulu di kalender, sehingga tidak perlu menumpuk dalam bentuk post-it atau helaian kertas di atas meja.


Sayangnya, hal ini belum bisa saya terapkan untuk meja kerja saya di rumah. Soalnya meja kerja saya lebih kecil dari yang di kantor dan digunakan sebagai meja makan darurat juga (maklum, kontrakan sempit nggak bisa untuk meja makan 😅😅). Karena nggak ada storage space, meja nggak benar-benar bisa rapi.


Semoga saat sudah di rumah sendiri, ini bisa kita tanggulangi yaa.


Mengatur Rencana Pekerjaan Untuk Besok


Nah, ini adalah terusan dari poin yang sebelumnya. Seringkali ada pekerjaan yang sifatnya last minute: baru datang di waktu nanggung. Mau dikerjakan ya malas, kalau nggak dicatat nanti lupa. Jadi, pastikan dulu semua pekerjaan yang masih “nanggung” sudah tercatat, karena saya sih nggak terlalu yakin sama kemampuan saya mengingat. Begitu pulang udah nggak mikirin kerjaan lagi 🤣


Selain pekerjaan yang harus dilakukan besok, kita juga bisa melihat overview tugas kita di bulan itu. Apakah ada deadline dalam waktu dekat? Apakah ada pekerjaan yang harus diprioritaskan? Manfaatkan waktu ini untuk mengatur prioritas kerja untuk besok, dan catat di agenda. Bisa juga di post-it yang ditempelkan di layar komputer, agar begitu datang langsung ingat, hahaha.


This way, ketika pulang tidak perlu mengingat-ngingat kerjaan yang nyangkut, saat datang pun sudah tahu apa yang harus dikerjakan. Berkali-kali saya diselamatkan agenda ketika datang ke kantor dengan pikiran kosong: harus ngapain dulu ya….


Buka kalender, lalu kembali deh ke kenyataan bahwa kerjaan hari itu banyak. 😌


Ke Toilet dan Beribadah (bila perlu)


Bagi yang muslim, biasanya ada beberapa pilihan waktu beribadah: saat azan berkumandang, saat istirahat shift, atau seperti saya, ketika jelang jam pulang. Kalau memang belum beribadah, lima belas menit terakhir bisa dimanfaatkan untuk ini, tapi pastikan saja jam pulangnya memang reasonable ya. Kalau 17:30 WIB baru pulang, misalnya, kan hitungannya sudah kesorean tuh.


Satu hal penting lainnya adalah ke toilet, karena setelah pulang kita akan berhadapan dengan commuting. Kalau perjalanan kantor ke rumahnya dekat sih nggak masalah, tapi pernahkah anda kebelet pipis padahal macet di tengah jalan raya dan rumah masih jauh? Hikssss. Menderita bok. Karena itu pastikan urusan belakang sudah kelar ketika jam pulang.


Poin ini saya gabungkan, karena toilet biasanya juga berdekatan dengan area wudhu.  😄


Menggerakkan Tubuh


...terutama untuk yang kalau lembur suka lupa diri, nggak bergerak dari mejanya selama berjam-jam. He he. Saya gitu soalnya.


Tanpa sadar, ketika kita fokus dengan pekerjaan di hadapan, seringkali tubuh kita “dipaksa” duduk dengan postur yang sebetulnya tidak baik. Belum lagi ditambah otot tangan dan bahu yang tense, sehingga baru sadar ketika sudah pegal-pegal.


Masih ada waktu lima belas menit sebelum pulang. Nah, waktunya berdiri dari kursi, jalan-jalan keliling ruangan, mungkin? Atau sekadar melakukan stretching ringan? Saya biasanya melakukan gerakan yang ada di darebee, misalnya Office Warrior atau Office Yoga. Lumayan, Tubuh diingatkan kembali untuk bergerak setelah berada dalam posisi sama berjam-jam.


Kalau kantor memberikan fasilitas olahraga yang mudah dicapai, bisa juga dimanfaatkan. Kantor saya menyediakan fasilitas gym mini yang jaraknya hanya beberapa ruangan dari tempat saya berada, jadi pas sekali untuk olahraga-olahraga ringan sebelum pulang. Kalau rumahnya jauh mungkin harus mandi sekalian ya, kecuali betah lengket-lengketan sepanjang jalan atau keangin-angin lantaran bermotor (serius). Ha ha ha.


Catch-up with Workmates


Kembali untuk orang-orang yang suka lupa diri kalau sedang bekerja, waktu pulang adalah waktu yang pas untuk keliling meja dan ngobrol. He he. Ngobrol ada kabar apa hari ini, atau mungkin hal-hal ringan soal kehidupan di luar kantor. Ah, gosip internal juga biasanya beredar di jam-jam seperti ini ya. (Wkwkwkwk).


Saya suka banget ngobrol sama temen-temen sedivisi di jam-jam begini, sambil beres-beres pulang. Dengerin cerita soal anak mereka di rumah atau kejadian lucu yang dialami dengan atasan, juga berbagi kesal dengan tingkah bos yang ada-ada aja, jadi hiburan sambil menunggu waktu pulang. Nggak dosa kan ngobrol-ngobrol menjelang waktu pulang, toh sambil membereskan meja yang juga jadi bagian dari pekerjaan 😎


Siapkan Senjata Untuk Commuting


Ini adalah spesial bagi yang perjalanannya jauh. Sebelum pindah ke kontrakan, saya menempuh perjalanan sehari-hari sepanjang satu setengah sampai dua jam sekali jalan. Alhasil saya sudah ahli “menghabiskan hidup” di kendaraan umum--dalam hal ini, angkot.


Saya bisa tidur sampai mimpi, ngemil, juga tentu saja baca buku dan nonton film, seperti mbak-mbak yang bisa nonton drakor sekian episode di KRL. Lima belas menit sebelum pulang adalah waktunya saya mengumpulkan “senjata” untuk menghabiskan waktu nantinya.


Entah membereskan download-an film baru (saya nggak suka kalau harus terpotong sinyal), menyimpan link-link komik yang akan dibaca di notes (biar nggak kelewat), atau memilih playlist spotify untuk dinikmati sepanjang jalan. Pernah juga saya menghabiskan satu course di Coursera sepanjang jalan!


Ketika perjalanan pulang dan pergi menghabiskan waktu lama, maka saya menggunakan itu sebagai me time. Meskipun tempatnya tidak efektif, mari coba nikmati dan jadikan waktunya berkualitas.

Nah, kalau teman-teman, apa yang dilakukan ketika sudah menjelang jam pulang? Melakukan hal yang sama dengan saya, atau ada lagi yang lainnya? Sekarang, saya nggak bisa melakukan hal ini setiap hari karena hanya berkantor sekali sampai dua kali seminggu; tapi rutinitas ini adalah hal yang membuat saya lumayan kangen berkantor juga, nih.


Til next post,
Mega

LANGGANAN NEWSLETTER DI SINI



Gambar dari STIL.

Komentar

  1. sama banget mbaaa.. aku kalo kerja di rumah malah rungsing. diganggu anak, disambi masak, nyuci, beberes dll.. :D

    kalo aku 15 menit sebelum pulang, biasanya sih beberes, ke toilet, solat, cuss deh pulang.
    aku pun bukan tipe yang suka lembur. sebisa mungkin pulang tepat waktu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. malah kepikiran yang harus diberesin, kan :'D jadinya emang mending misahin tempat kerja sama rumah mbak, kalaupun kerja di rumah ya harus dibedakan ruangannya....

      Hapus
  2. Kalau saya lima belas menit sebelum pulang masih sibuk, sibuk mainin ponsel..hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkw, nah itu mas, kalo gak ada rencana apa-apa, biasanya berending dengan balesin chat aja sampe tiba waktunya bisa angkat kaki... hahahahaa...

      Hapus
  3. Pengen banget bisa jadi kaum "teng" terus pulang. Aku seringnya malah ngasih jam loyal 15 menit setelah jam pulang buat nyelesaiin laporan. Hahaha. Baik banget ya aku..? Wk!

    Biasanya aku sama atasanku setiap jam pulang selalu duduk berdua buat ngerangkum laporan kerjaan hari itu, ada masalah apa, dan lain sebaginya.. udah Nasib punya kerjaan di bagian yg musti di monitoring terus sampai shift penggantinnya siap.. hehe. But its okay..

    BalasHapus
    Balasan
    1. contoh karyawan teladan ini. atau karyawan favorit hr-hr di linkedin. HAHAHA....

      oiya, bayu kan kerjanya shift-shift-an, yaa... kalau kerjaan tipe aku gini, emang memungkinkan banget ada waktu lowong pas mau pulang. yang penting, semangat terus!

      Hapus
  4. Aku jadi inget masa2 masih ngantor. Sebelum pandemi, jujurnya aku selalu pulang malam, biasanya jam 7-8 malam. Bukan Krn aku ga bisa manage waktu mba, tapi kdg ada pekerjaan yg memang hrs aku selesaikan pas semua staff udh pulang, jadi aku LBH fokus ngecek nya. Apalagi dulu aku dituntut mistake hanya boleh 3 persen, itu masih terhitung green. Kalo lebih dari itu, siap2 dipanggil Ama petinggi2 di atas. Nah kalo hanya bisa 3%, bayangin kalo dokumen rekening yg harus dicek cuma sedikit. 25 rekening baru yang dicek, salah 1 aja, udah 4%. Udh exceed dari batas toleransi. Artinya sebenernya aku dipaksa zero mistake :D.

    Makanya aku LBH suka kerja yg checking di saat semua staff udh pulang. Lagian Krn aku wakil dari si Branch manager, aku yg hrs activate alarm dll, so ga ada masalah sih mau pulang malam.

    Alasan kedua kenapa ga pengen pulang cepet, rumahku dr kantor itu jauh. Dan jam pulang kantor udah pasti ruameeeeee di trans J :p. Aku bisa engep mba.. jadi mendingan aku pulang sehabis isya, bisa solat di kantor, trus baru pulang ke rumah. Dipastikan dpt tempat duduk di bis kalo malam hahahaha.

    Mungkin aku ngerasain siap2 nunggu jam pulang teng jam 5, itu pas msh jadi teller. Blm bertanggung jawab banyak, cuma fokus Ama kerjaan teller hahahaha. Itu biasanya aku dan temen2 nongkrong dulu di lantai atas gedung pas msh ada smoking room :D.ini masa2 aku masih ngerokok dan jahiliyah banget hahahahah. Trus jam 5 teng, baru deh kami bubar pulang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. atasan aku juga gitu mbaa. kebanyakan baru beresin bbrp tugas pas anak buahnya (alias aku) udah pulang. hehehe mungkin kami-kami ini emang jadi distraksi karena harus dibimbing ya... 😎 ((lha kok bangga))

      buat alasan kedua itu aku banget! waktu masih tinggal di rumah orangtua aku selalu nunggu sampe lewat jam sepi, soalnya perjalanan selalu sampai 2 jam. Mending santai di kantor dulu beresin ini-itu, di jalan tinggal tidur gak pusing ngadepin macetnya.

      padahal sama-sama pulang telat, tapi kok feelnya beda ya kalo ketemu macet pulang kantor? Hahahahahaa.... karena sekarang rumah dekat sama kantor (bentar lagi bakal kembali jauh sih) jadi bisa merasakan ongkang-ongkang 15 menit sebelum waktu pulang itu. Hihihiii

      Hapus
  5. mbak mega adalah aku hehehe kadang nih kalau akhir bulan dan kerjaan udah selesai, jam 2 siang udah mikir "kenapa jam 5 lama benerrr" wkkkwkwkwk. durasi selama nganggur nunggu jam pulang, ya internetan sampe mati gaya, cuman kadang kalau aku pake komputer kantor ada nggak enaknya kalau manager masih ada di kantor, suka nongol di belakang mbak, kan aku kaget hahaha, nanti dicap kerjaanku internetan memanfaatkan fasilitas kantor, jadi ya pake hape, kadang bawa laptop sendiri kalau pas emang butuh dan kalau aku komen BW di jam siang, itu kemungkinan besar aku curi waktu disela jam kerjaan, atau pas jam istirahat. kalau rutinitas membersihkan meja kerja sampe kinclong, nggak juga. malah dulu kalau kerjaan buanyak dan nyimpen kwitansi atau nota dari pihak ketiga, daripada besoknya aku lupa nyimpen dimana, ya aku taruh aja di atas meja. sampe OB kantor "trauma" membersihkan mejaku, karena semua file dimejaku "ada harganya". terus kalau temen liat mejaku, setengah jam sebelum jam pulang kantor udah bersih dari kertas kertas, mereka suka curiga hahahaha, karena dulu tuh aku sering pulang diatas jam 5

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk aku juga suka ngerasa bersalah deh mba kalo buka internet pas jam kerja masih ada, padahal kerjaan udah beres. sebenernya sih gapapa tapi suka ga enak aja ya. padahal kalo tengah2 kerja juga suka curi2 buka tab lain di samping wkwkwkw.

      aku kalo bw suka siang-siang itu pasti karena jam istirahat aku nangkring di komputer habis makan, apalagi karena pandemi ini gak bisa kemana-mana. makan di kantor aja, abis itu balik ke ruangan.

      hahahahah meja kerja bagian finance di tempatku gitu tuh mbak. apalagi kalo akhir tahun ini. bawaannya selalu ada warning: tumpukan file di meja jangan diapa-apain! Apalagi kalo ada audit, wah itu berkas jadi berkas suci, yang megang cuma boleh orang-orang tertentu.

      Hapus
  6. Astagaaaa... kungakak baca ini, karena sejujurnya, seumur-umur, saya nggak pernah merasakan yang namanya 15 menit sebelum pulang jadi bengong, yang ada 15 menit sesudah jam pulang, masih berkutat ama komputer hahahaha.

    Atasan saya tuh ya, dia bakal mendekati meja saya tepat di 5 menit sebelum jam pulang, mulai deh dia memelas minta data macam-macam, laporan ini itu, sampai hal-hal yang nggak jelas, yang bikin saya kesal karena seharian dia main game di ruangannya, KENAPAAAHHH NANTI SORE BARU KE MEJA SAYA COBAK! hahahaha.

    Jadinya, nggak pernah tuh saya ngerasain pulang tepat waktu, kecuali pas kerja setelah anak masuk daycare, untung juga kerja di perusahaan start up gitu, disayang bos banget, jadi nggak pernah disuruh lembur, tapi dia ngeluh tentang kerjaan besok, alhasil kadang saya bawa pulang kerjaan hahaha.

    Duh kadang kalau baca pengalaman kayak gini, bikin mata saya jadi kebuka lebar, melihat keadaan saya sekarang, bersyukur banget ternyata memang jalan Tuhan itu luar biasa, Dia tempatkan saya di tempat yang memang cocok buat saya.

    Yaitu di rumah, di mana saya bebas mengatur semuanya sendiri, nggak perlu sungkan ama atasan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahhaaa... kayaknya saya waktu awal-awal kerja juga gituuu, mbak. Sekarang udah lama kerjanya keknya jadi lebih less-demanding ke diri sendiri soal karir. Juga karena lebih milih ngelobi atasan biar ngasih kerjaannya besok aja. hehehehee.

      Tapi memang kerjaan saya nggak high-demand setiap saat. Ada waktunya naik dan turun. kalau sedang turun, bisa banget nih nungguin lima belas menit. giliran lembur, sampe pegel-pegel gegara duduk di kursi.

      sebisa mungkin pulang tepat waktu jadi tentu saja saya nggak masuk startup heheheheheh ;) Semoga tempat kerja yang kita pilih di tempat masing-masing, memang paling baik untuk kita. Pasti berkah kalau dijalani dengan semangat, dan semangat datangnya dari pilihan sendiri, amiin....

      Hapus
  7. Neng Mega aku tambahin satu ya. Sebelum pulang, aku akan benerin rambut, diikat ulang, terus pakai jilbab lagi dirapihin kayak pas masih pagi. Kalau pas bawa, aku semprat semprot face mist juga. Terakhir, pakai parfum. Wah asli asyik banget rasanya pulang kantor tapi rapih dan segar! Meski capek, mood akan tetap baik dan cheerful selama commuting.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mba ini penting banget buat tips tambahan bagi diriku. bener juga ya!! ih kok aku gak kepikiran ya buat rapihin jilbab sebelum pulang. kayaknya efeknya greng banget deh. soalnya biasanya habis sholat, aku langsung cuss pulang aja karena pengen cepet-cepet sampe rumah.

      Makasih banget tipsnyaaa, akan aku simpan untuk dipraktekkan besok! (karena baru baca komennya hari ini... hiyahiyahiya....)

      Hapus
  8. Saya kalo hari Jumat suka beli kopi "kekinian" di sekitat kantor. Lalu dimasukin ke kulkas kantor. Jelang pulang keluarin keluarin kopi & dinikmati di perjalanan pulang. Momen sederhana dan singkat semacam ini menurut saya memang perlu. Semacam penanda kita mengakhiri kerjaan di kantor hari itu/atau minggu itu.

    BalasHapus

Posting Komentar