Dari Sekitar Rumah Kami

apa yang kalian syukuri di bulan ini?

Mau ngomong waktu cepat berlalu tuh klise, tapi memang tahu-tahu sudah akhir bulan Februari aja. Masih masuk awal tahun, masih juga berhadapan dengan kehidupan sehari-hari: bertukar antara work from home dan work from office, “berakrobat” dengan virus yang tidak terlihat.


Awal tahun saya sempat kedodoran dengan protokol kesehatan ini. Karena akhir tahun sempat melakukan perjalanan jauh dan merasa “aman-aman” saja, saya memang lebih sering keluar dan kurang aware.


Namun bulan Februari kembali jadi patokan untuk tetap ingat menjaga diri, terutama karena saya harus pergi ke beberapa fasilitas kesehatan untuk berobat. Huhhh, bulan ini berasa banget kalau sehat itu mahal, dan kesehatan yang diberikan benar-benar harus dijaga dengan baik….


Betul, Februari ini kesehatan saya sedang tidak terlalu baik. Tulang ekor saya bermasalah, dipicu oleh posisi kerja WFH yang nggak bagus selama setahun. Berat badan yang bertambah drastis juga jadi problem tersendiri untuk tulang-tulang tubuh saya, yang kayaknya nggak kuat. Alhasil saraf saya kesenggol alias saraf kejepit.


Masih on progress pemulihan sih, tapi yang pasti hal ini benar-benar memberikan perubahan pada kegiatan sehari-hari. Menulis blog yang tadinya rutin tiap pagi pun harus terpotong beberapa hari, baik karena badan nggak kuat maupun harus berobat.


But still, selalu ada hal yang bikin saya hepi. Hal yang mungkin belum tentu saya dapatkan kalau saya nggak dianugerahi masalah kesehatan kayak sekarang. Dan semua itu nggak jauh-jauh untuk dicari: dari sekitar rumah saja.


Salah satunya tentu adalah main puzzle eh lego (red: blunder sama postingan di CREAMENO, jadi ketuker, hehehe) yang kemarin dikasih sama Mbak Eno. Tapi selain itu, masih ada tiga lagi, lho! 😄

Baca juga: Bagaimana Kalau Kita.... Kencan di Rumah


Cari Jalur Jalan-Jalan Baru


Sedikit dari jalur gang yang kami lewati di antara belantara rumah-rumah megah.

Kembali membatasi diri untuk keluar rumah, saya dan suami benar-benar hanya keluar kalau ada keperluan saja. Permintaan untuk datang ke rumah keluarga pun kami tolak. Praktis, tujuan kami sehari-hari hanyalah kantor-rumah-supermarket (kalau ada yang perlu dibeli).


Di rumah terus kan tetap bosan, ya. Apalagi saya tetap harus melakukan latihan fisik yang diminta dokter. Harus tetap jalan-jalan. Jadinya, kami memutuskan untuk jalan-jalan sekitar rumah setiap Minggu pagi atau sore.


FYI, kami jarang sekali berkeliling daerah sekitar rumah, karena daerahnya cukup ramai oleh kendaraan yang lewat. Kalau kendaraannya kecil mendingan, ini kebanyakan truk dengan kapasitas besar yang berisi galon dan mebel. Konturnya pun naik-turun karena kami ada di Bandung utara yang lebih banyak berbukit-bukit. Jadi sebelumnya malasss sekali.


Jalan-jalan dengan perspektif baru, ternyata banyak hal menarik di sekitar rumah. Ada pedagang-pedagang kecil yang sebelumnya tidak terperhatikan saat lewat menggunakan kendaraan. Untuk menghindari kendaraan besar, kami melewati gang-gang sempit yang ada di antara perumahan. Di sebelah jalan utama memang bersebelahan dengan perumahan mewah. (Kalau kami, tinggal di paviliun dan masuk gang pendek dulu.)


Ada rumah dengan arsitektur yang straight up kayak sampul majalah interior. Ada juga rumah yang kayaknya nggak diperbarui tampilannya dari jaman kapan sehingga terlihat seperti relik dari waktu yang berhenti. Ada rumah yang dulu nampaknya mewah sekali, namun tidak terawat.


Saya suka melihat arsitektur rumah-rumah itu; menebak-nebak dengan Abang kira-kira seperti apa orang yang tinggal di dalamnya. Dan macam-macam lainnya, yang saya pilih untuk tidak saya foto karena nanti dipelototin satpam yang berjaga. Ha ha ha...


Ternyata melewati gang-gang di antara perumahan itu juga menarik. Di antara rumah-rumah yang temboknya tinggi, ada jalan-jalan kecil dengan aliran kali deras dan pepohonan yang sudah puluhan tahun. Rasanya seperti jadi Dora the Explorer!


Setelah gang-gang, kami melewati jalan besar sedikit dan menemukan lingkungan yang penuh dengan jajanan. Ada supermarket lokal yang menjual roti titipan dari Waroeng Snoepen, penjual croissant favorit saya. Hehehe, bahagia sekali. Hari itu rasanya seperti menemukan harta karun kecil.

Baca Juga: Mencicipi Croissant Kampung Ala Waroeng Snoepen

Supermarket Liana, Supermarket lokal yang ternyata punya produk favorit saya. Horee...

Lebih Sering Masak di Rumah


Setelah melotot-melotot membaca pengeluaran delivery makanan dari ojek online, saya mendisiplinkan diri lebih keras untuk masak di rumah. Alih-alih berpikir “masak apa ya hari ini”, saya berpikir mulai dari “masak apa ya yang ada di kulkas?”


Motivasi saya, seperti biasa, bukanlah ingin menyediakan makanan yang enak dan sehat. Tapi karena saya mau menghemat. Ha ha ha, motivasi penghematan selalu lebih besar dari apapun and it works for me.


Plus, jadinya dengan pemikiran itu, memasak jadi jauh lebih simpel. Yang saya lakukan adalah memperhatikan isi kulkas, lalu berselancar sedikit di aplikasi Yummy atau Google, dan masak deh. Kadang dengan kreativitas jadi fancy, namun sering juga biasa saja. Toh objektif utamanya tercapai: lebih sering memasak dan makan di rumah. Setelah ini baru difokuskan pada makanan sehat.

Baca juga: 7 Jurus Memasak Orang (sok) Sibuk Bersama Yummy App

Hasil kreativitas berlebih (yang kefoto) selama memanfaatkan bahan di kulkas sebulanan ini. Biasanya saya nggak serajin ini, hahaha.... jadi tentu saja ini prestasi.

Kadang-kadang kreatifnya kelewatan. Maklum anaknya suka sayang membuang makanan, edisi makan nasi dengan pempek pun dijabanin (cuko-nya sudah nggak bisa dimakan soalnya). Tapi ya enak, kenyang. Memenuhi syarat kebutuhan perut. Dan yang pasti, hemat karena saya nggak perlu cari-cari takeaway apa. Saya juga jadi lebih rajin bongkar lemari stok, karena kadang ada sisa bahan makanan nyelip yang masih bagus seperti pasta atau bumbu.


Sayangnya, karena masalah kesehatan, seminggu terakhir di bulan Februari ini saya agak kedodoran. Untungnya, karena mencoba memilih berdasarkan harga dan bukannya lapar mata, anggaran masih dapat terselamatkan (yang langsung teralihkan untuk biaya pengobatan hahahaha).


Waktunya saya mengisi kulkas lagi, sambil berjibaku dengan rutinitas baru: menunggu di rumah sakit beberapa hari seminggu.


(Hopefully, Weekly) Swimming Date

nggak foto aneh-aneh. yang penting niatan tercapai.

Nggak nyangka akhirnya bisa berenang lagi.


Ini pertama kalinya saya berenang dengan suami! Plus, terakhir saya berenang itu tahun 2019, karena pandemi membuyarkan semua keinginan. Akhirnya bisa merasakan lagi berenang, atau tepatnya nelan air karena megap-megap.


Adapun berenang kali ini bukan karena mendadak saya sudah berani, tapi karena keharusan. Berenang adalah terapi yang di-propose dokter saya. Awalnya saya menolak karena takut, tapi akhirnya mau juga setelah diingatkan terus sama Abang.

Baca juga: Antara Rebahan, Menjaga Kesehatan, dan Melindungi Pikiran Saat #dirumahaja


Tempat renangnya dekat sekali--hanya lima belas menit berkendara dari rumah. Beruntung memang tempat tinggal (sewaan) kami berada di tengah kota, kemana-mana dekat. Kami memutuskan datang pagi sekali supaya tidak ramai. Pukul tujuh pagi datang, dan pukul sembilan kami sudah selesai.


Kolam renang yang kami kunjungi adalah kolam renang Bukit Cipaku. Kolam ini sudah ada sejak dulu, sehingga cukup populer di kalangan penghuni sekitar. Tempatnya berada di kawasan perumahan, namun mudah dijangkau dari jalan raya.


Fasilitasnya cukup lengkap: ada kolam anak, kolam ukuran olympic dengan kedalaman mencapai 2,5m, serta kolam air hangat (30 derajat) yang populer karena semi-indoor sehingga lebih terlindung.


Ngomong-ngomong, saya nggak bisa berenang. Maju bisa, mengapung bisa, tapi napasnya nggak terlalu panjang sehingga selalu kerepotan di area yang dalam. Otomatis si Abang, yang murni anak didikan sungai dan berenangnya kayak manusia ikan, misuh-misuh terus tiap lihat saya kelabakan ambil napas.


Hahahaha…Satu lagi hal rutin untuk dilakukan bersama. Meskipun hal ini dilakukan karena masalah kesehatan, tapi saya senang karena saya suka berenang dan bisa belajar lagi (dengan coach nyebelin, alias Abang).


Kolam Renang Bukit Cipaku

Jl. Cipaku Indah XI No.4, Ledeng
Kec. Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat 40143
Buka 07:00-18:00

Tiket masuk 40.000 (weekday), 45.000 (weekend)


Goodbye February!


Bulan ini lebih banyak saya habiskan di rumah, namun ternyata cukup banyak hal baru yang saya temukan. Meskipun ada problem kesehatan dan kebutuhan penghematan, tapi tanpa itu mungkin saya tidak bisa mengalami hal-hal di atas.


Terima kasih juga untuk Mbak Eno yang memberikan topik ini untuk CR Challenge #02 -nya. Saya jadi sempat untuk merenungkan apa yang sudah terjadi di bulan yang cepat berlalu ini. Dan ternyata, banyak. Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Challenge tersebut.


Semoga sebulan kemarin teman-teman juga banyak mengalami hal-hal baik.


Sampai bulan depan,
Mega

Komentar

  1. Haloo mbak, saya tinggal di Palembang nih. Saya juga suka makan pempek pake nasi. Kadang, kalo tidak ada cuko, aku makan pempek pake sambel saos ABC dong hahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, saya seneng nih ada orang palembang yang memberikan pencerahan bahwasanya nggak masalah kalau makan pempek sama nasi. hahaha! trus nganuu, saya juga cocol itu pempek ke sambal abc karena nggak ada bumbu lain lagi... asal pempeknya enak mah, bakal tetep enak ya mas wkwkw

      Hapus
  2. Mba Megaaaa, sekarang gimana kesehatanmu? Sudah jauh lebih baik kah? Take care yaa! Aku juga lho sejak hamil malah jarang gerak, alhasil trimester kedua sampai terakhir ini pegel warbiasak. Sampai yoga sederhana aja ngerasa badan kaku amatt cem kanebo kering 😂 eniweii, cepet pulih ya 🤗

    Aku boleh daftar geng #eatthruyourfridge nggak? Because I do the same trick lately 😆 sebelum beneran place orders delivery, aku pastikan bolak balik cek kulkas. Kalau bener-bener nggak ada yang bisa dimasak samsek, baru deh delivery. Dan rasanya tuh menang banyak yaa kalau berhasil masak sesuatu ketimbang jajan makanan 😝

    Btw, akutu minggu lalu ada wacana mau ke Bandung PP cuma buat jajan dan piknik di mobil, tapi belum kesampean 🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang sudah mendingan, tapi harus fisioterapi sampai beberapa bulan ke depan 🙈 huhu terima kasih mbak, semoga kamu sehat-sehat juga yaa! gak kebayang deh kalau sambil bawa bayi di perut, ini bawa lemak sendiri aja langsung KO.... 😂

      ayoklah, ditunggu lho post pamer-pamer masakannya. ini yang kemarin aku bilang itu, nyobain dokumentasikan makanan pas lagi rajin-rajinnya masak. ternyata seneng juga lihat hasilnya gini. seneng juga pas isi kulkas nggak terbuang percuma. semoga besok begini lagi, soalnya semingguan ini kacau banget ritme hidup karena harus daftar rumah sakit subuh-subuh banget....

      ehhhh iyakaaah... semoga bisa segera terwujud lho ke bandungnya, piknik dari dalam mobil biar lebih aman yaa 🤣 makanan-makanan di sini masih menunggu pembeli lohh 😁

      Hapus
  3. Halo Mbak Mega, salam kenal ya. Perdana menjejak di sini. Semoga mbak segera dipulihkan dari sakitnya dan bisa beraktivitas normal kembali. Bwt aku penisirin....kalau musim corona gini, amankah berenang itu? aku ga seberapa paham sih soal virus itu bisa nular via air atau gimana, yg pasti sejak 2020 blas ga pernah berenang sama anak-anak lagi karena kuatir banget soal corona.

    Wah seru banget ya jadi Dora The Explorer gitu. Kadang2 hal-hal sederhana di sekitar rumah begini malah terasa membahagiakan ya. Aku jadi pengen explore sekitaran rumah ni jadinya hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal mbak Imelda, terima kasih udah mampir ke sini ya :D Terima kasih banyak, semoga mbak Imelda dan keluarga juga dihindarkan dari segala penyakit.

      Sejujurnya, saya juga berani berenang karena saya dan suami berdua orang dewasa. Tidak ada siapa-siapa di rumah, dan kami yakin sehat jasmani serta ada kebutuhan yang lebih urgen (terapi). Saat di sana pun saya was-was. Kalau saya punya anak, kayaknya saya juga nggak berani bawa anak ke sana, mbak. He he he...

      Kabarnya, virus bisa bertahan sampai beberapa hari di atas permukaan. Jadi yang bahaya dari kegiatan berenang itu bukan si berenang di air-nya, namun kemungkinan interaksi kita dengan orang lain dan permukaan-permukaan yang ada ketika berenang. Berenang kan proteksi kita sudah pasti lebih minim, maka di situlah bahayanya.

      Nah, untuk meminimalisir risiko, kami jadi datang sepagi mungkin dan selesai seawal mungkin. Saya mandi di shower room ketika belum ada siapa-siapa yang masuk, dan langsung buru-buru pulang untuk mandi lagi dengan proper di rumah. He he he.....

      Sekarang memang lebih baik untuk jalan-jalan di sekitar rumah aja, daripada berenang, kecuali memang sangat diperlukan dan masih memungkinkan :'D semoga menemukan kesenangan di sekitaran rumah juga ya Mbak!

      Hapus
  4. Pertama mampir sini nih, saya panggil Mba Mega boleh yah.. ☺ kenalan dulu mba yah, nama saya bayu... wkwk 😉

    Sekarang keadaan mba baik kah??? Semoga lekas sembuh yah mba.. saraf kejepit tuh emnk nggak enak banget. Susah buat ngapa2in dan nyeri banget kalau dibuat gerakk..

    Btw Mba Mega WFH smpai satu tahun..?? emnk yah coronce ini bikin kesal.. rasanya pengen tak pijek2 dan pites2 itu corona.. bikin susah orang.. orang kita lagi damai menikmati hidup kok tiba2 si corona ini datang tanpa izin.. 😒 haha.

    Mba sumpah, saya kok terkesima sama gambar2nya.. editingnya itu lohh keuuureunnn 😂.. kaya khas tabloid gtu.. mantaappp mba.

    Mba jujur saya kok malah salfok sama gmbar pempek sama nasi.. hmmm, baru kali ini saya lihat pempek sebelahan dan bersentuhan sama nasi.. hihih. Kayanya wajib saya coba juga. 😂😂

    Hal2 kecil kaya gini nih yang sering bikin hati terasa hangat.. semoga bulan2 selanjutnya hal2 baik lainnya datang ke kita semua yah... Aminn..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mas Bayu, wah nama masnya sama kayak nama adik saya nih... heheheh.... apakah mas Bayu juga pernah mengalami saraf kejepit? Bagi2 pengalaman boleh, Mas. huhu, rasanya ini tuh bukan sakit yang "besar", tapi mbok ya sampai ganggu kualitas hidup sekaliii.

      Betul Mas, kantor saya menerapkan shift kerja WFH dan WFO sejak Juni lalu. Maret-Juni itu full WFH, jadi secara umum sudah hampir setahun saya lebih banyak bekerja di rumah. Huhuhu... Mobilitas berkurang banget.

      Senang kalau mas Bayu terhibur dengan editan saya, hehehe :D Jangan lupa dicoba pempek sama nasi-nya. Asli enak loh wkwkwkw. Kayaknya bakal saya ulangi lagi kalo ada kesempatan (alias cuko-nya udah jelek wkwkw). Makasih udah mampir ke sini, Mas, semoga kebaikan menyertai selalu!

      Hapus
  5. Wah seruuuu teh, masak-masaknya banyak juga menunya, dan cipakuuu... sejak SMF udah pengen kesana tapi ga pernah kesampean, hahahaha....

    aku jg ntar mau eksplor-eksplor sekitaran kontrakan ah, siapa tau nemu sesuatu yang bagus untuk difotok seperti yang teh Mega dapet.


    Dan semoga menang ya di CRchallenge-nya kak Eno kali ini. good luck!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayu atuh kang kalau ada waktu, bawa teh panda ke cipaku. kemarin juga pertama kalinya aku ke sana, padahal seumur-umur aku di Bandung... hihihi... kang Ady SMF? Wah, apakah dulu di bumi siliwangi? Kalau SMF ingetnya itu soalnya :D

      Kalau kang ady yang ambil foto, pasti lebih cakep lagi. Saya seneng banget foto-foto Kang Ady, bisa aja gitu nemuin hal inordinary dari yang keliatannya biasa-biasa aja. Ditunggu pisan foto hasil puputeran kontrakannya.

      Hehehehe, menang gak menang yang penting berhasil ikut challenge, tapi lebih asyik kalau menang yaa 🤣

      Hapus
    2. ahahaha, iya betul sekali teh megs, aku alumni smf bumsil yang mana sekolahnya masih di dalam komplek UPI, sekolah tapi barengan berangkatnya sama anak kuliahan, yang suka nunduk kalo papasan sama anak labschool hahahaha...nunduk bukan takut ya, tapi nunduk baca buku muluuu...

      nulis komen disini soal SMF bumsil, kok jadi kangen gini ya, btw.. kalo komplek UPI masih boleh dimasuki orang-orang umum (non mahasiswa)

      kalo boleh, aku jadi pengen napak tilas, haha...


      and yes, ikutan challenge itu buat diri sendiri dl, menang ga menang gpp, yg penting udah ikutan, tapi menang adalah bonus yang ruar biazaaa...

      Hapus
  6. Mbaaa semoga kamu cepet pulih dan bisa beraktivitas seperti biasa yaaa 🙏

    Aku pun juga ngerasa boros banget. Pada dasarnya emang ga bisa masak, ditambah suka mager cuci perabotan masak, tapi kok mau delivery mulu jadi boros 😣 kayanya musti ikut cara Mba Mega nih. Ketimbang mikir mau masak apa, lebih baik cek di kulkas ada apa yg bisa di masak.

    Btw masakan Mba enaak enaak. Duh uda lama ga makan pecel nih. Apalagi makan bakwa sama bumbu pecel. Duuh manteeep

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kalau mager cuci perabotan masak mah, toss banget mbak... gegara itu aku paling males masak yang ribet-ribet, maunya setengah jam selesai. Yang penting kebutuhan perut terpenuhi.

      Awalnya aku kira masak berdasarkan apa yang ada di kulkas tuh bakal membatasi banget dan nggak akan jauh-jauh dari dadar telur mbak, tapi ternyata kalau dilihat dari dokumentasi di atas aku malah lebih kreatif dari biasanya. Kalau soal enak sih subjektif ya, tapi yang penting bisa dimakan sama sendiri 😂 Yuk Mbak Dev, ditunggu juga cerita masak-masaknya.

      Semoga mbak dev dan koko sehat selalu juga yaa, terima kasih sudah mendoakan!

      Hapus
  7. Kak Mega, aku juga suka lho explore jalan baru gitu soalnya suka bosan lewat jalan itu-itu mulu 🤣 jadi suka explore gang-gang yang ada terus malah jadi tahu lebih banyak jalan baru hasil dari ke-sok-sok-an menjadi Dora the explorer 🤣. Btw, senang banget dong Kak Mega ternyata tinggal dekat dengan supermarket yang jual Croissant kesukaan Kakak 😍 kalau nggak ingat dompet, mungkin bisa borong tiap hari ya 🤣

    Anyway, Kak Mega semoga cepat pulih 😭 jangan angkat beban yang berat-berat dulu sampai nanti kalau udah pulih yaaa.

    Ngomongin renang, aku juga udah 2-3 tahun nggak renang 😂 dan aku juga tipe yang nggak bisa-bisa adegan ngambil nafas 😂. Jadi kalau berenang, baru setengah jalan pasti berhenti karena nggak bisa ngambil nafas, hanya bertahan dari nafas yang pertama kali diambil 😂. Kalau kita berenang bareng, kita akan dimisuh-in bareng sama paksu Kakak 🤣.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tambahan:

      Kak, antimainstream banget ya makan nasi pakai pempek 🤣

      Hapus
    2. Kalo kata Mas Dodo di atas, dia juga makan pempek pakai nasi dan saos botolan, jadi aku nggak ngerasa sendiri-sendiri amat anehnya 🤣🤣🤣

      Iya Li, seneng banget nemu Snoepen di situ. Snoepen emang nggak jauh dari supermarket itu sih, sekitar 10 menitan lagi berkendara, tapi yang pasti kan repot kalau dicapai dengan berjalan kaki. Kayak nemu little gem.

      Aku sampai sekarang tuh masih susah mengapung dengan keadaan kepala di atas. Makanya tiap renang capek banget. Heran akuuu, kesel sama suamik karena dia jago dan aku gak bisa-bisa. Fix lah ujungnya kita cuma main di tengah kolam aja li 😂

      terima kasih doanya yaa huhuhu. It gets better everyday, cuma memang harus sabar aja dan tetep menjaga tubuh, serta fisioterapi yang masih menunggu. He he...

      Hapus
  8. Semoga cepat sembuh ya HNP-nya, mbak Mega... Saya juga senang jalan-jalan ngiterin komplek kampung saya hahaha (kan saya tinggalnya di desa bukan di kota). Seru deh lihat pemandangan sawah, kebun, gemericik sungai, digonggongin anjing (tapi saya nggak takut :p). Iya udah macam Dora the Explorer aja.

    Saya juga suka berenang, selama pandemi ini saya sempat berenang sekali di resort di atas tebing pantai. Jadi enak banget kena hembusan angin pantai dan bisa denger deburan ombak ke tebing cadas. Memang betul sebaiknya cari jam yang sepi, ya kalau mau berenang. Saat saua renang pun yang sedang pakai fasilitas kolam renang hanya keluarga saya dan anak pemilik resort yang lucu banget jagu free diving. Well, semangat belajar berenangnya mbak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak, mbak. Semoga mbak juga sehat-sehat terus ya. Huhuhuuuu deskripsi cerita Mbak kayaknya berasaa gitu segernya... ngiterin sedikit pasti langsung kelihatan pemandangan indah dan ademnya. Kalo saya harus nyelip-nyelip gang dulu dan tetap sih nemu keramaian manusia di ujung, hahahaha.

      Berenang jugaa! Meskipun kalau di pantai, pasti panas banget ya mbak (anaknya lemah gak tahan panas wakakakak). Terima kasih buat semangatnya, semoga terapi ini ngasih saya pencerahan lebih buat berenang, soalnya kok ya belajar bertahun-tahun masih gini-gini ajaaa :'D Semoga kesehatan selalu melingkupi Mbak Intan juga sekeluarga ya!

      Hapus
  9. Wah, Mba Mega pandai masak ya. Lihat fotonya aja bikin ngiler. Kapan ya, saya bisa rajin masak seperti itu.

    Semoga cepat pulih ya kesehatannya, dan semoga segera bisa lancar berenang 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau pandai sih diragukan mbak, kalau rajin sepertinya kemarin emang lagi rajin. Musim-musiman, sering males juga🤣 jujur yang bikin semangat tuh karena bisa berhemat 🤣

      aaamiin, terima kasih juga ya mbak sudah berkunjung. 2021 lebih sehat karena sakit punggung, pokoknyaaa... hahahaha 🤣

      Hapus
  10. Aku suka deh kak sama foto2-nya dan desainnya. Sungguh cantik. Btw cepet sembuh ya kak.
    Terus itu such a gem bgt ya. Nemu roti kesukaan di warung kecil pas lagi jalan2 santai hehe

    Woaaa kolamnya sepi ya?? Asik banget pasti. Sejak pandemi gini, olahrga kegemaranku ini jdi ga bisa dilakukan. Padahal dlu cukup rutin berenang. Tapi jgn kira aku pandai renang ya kak. Aku ga akan berani ke kolam yg 2,5 m, aku ga bisa ngapung haha. Renang di Bandung itu seger banget ga sih. Airnya duingin soalnya hehe
    Aku ketawa dong pas baca deskripsi si Abang renang kaya manusia ikan hhahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasiiih mbak :D Memang kabarnya Snoepen menitipkan roti mereka di supermarket lokal, tapi aku nggak tahu supermarketnya yang mana. Nah, pas kebetulan nemu supermarket itu, tahunya di sanalah tempatnya. Jauh lebih dekat daripada Snoepen, dan bisa jalan kaki. Ku senang sekaliiii...

      Sepi karena belum pada datang, mbak. Begitu kami selesai berenang, kolamnya jadi lumayan ramai. Was-was juga karena datang hari Minggu, sedangkan waktu luang kami cuma itu aja. Untungnya sih sejauh ini aman, semoga ke depannya juga begitu.

      HahahahHAH sama banget lah mbak, kalo liat kolam 2,5m bawaannya udah takut duluannn sumpah. Daerahku kan Bandung atas, jadi emang seger banget! Air dinginnya sampe ke tulang, dan habis itu jadi nggak ngantuk lagi hahahaha....

      Hapus
  11. sebenernya jelas sih ya cepet, soalnya februari cuma 28 hari, tapi tetep aja rasanya tahu-tahu lewat :'D

    he he... kadang keterbatasan juga yang bisa bikin kita melihat lebih jauh untuk yang dekat ya. wkwkwk saya makan pempek pakai nasi tuh beneran kreativitas aja, tapi kayaknya jadi sesuatu yang bisa dicoba lagi lain kali (kalau ada lagi pempek nganggur). Yukkk mbak, sambil nunggu waktunya bisa renang lagi, sambil bongkar kulkas duluuu.... :D

    BalasHapus
  12. tepatnya sih lebih cepat karena februari cuma 28 hari, januari 31 hari. lalu tahun ini bukan tahun kabisat seperti kemarin, mas =))

    tapi iya sih bener, saya juga matoknya ke gajian... udah mau gajian lagi aja hehehehe... sebenernya seneng sih, ya? 🤣

    BalasHapus
  13. Mba Mega, kaget saya baca pembukanya, ternyata mba sedang sakit, semoga segera pulih ya, mba -- jadi bisa aktivitas normal seperti sedia kala. Well, saya pun sekarang lebih awas sama badan saya. Karena selama WFH sering duduk kadang dengan posisi yang nggak benar, jadi diingatkan kembali oleh mba Mega agar bisa cari posisi yang tepat dan nggak lupa lakukan pemanasan secara berkala 🙈

    Terus the idea untuk mencari jalan baru sepertinya menarik bila saya terapkan pada hidup saya kelak. Meski di Indonesia saya jarang jalan ke luar dari rumah, tapi kalau di Korea, bisa dibilang hampir setiap hari saya jalan ke luar, entah itu ke trash house, ke minimarket, atau pasar tradisional dan sejenisnya yang nggak begitu jauh dari rumah 😆 So yeah, I will try it for sure hihihi ~

    Eniho, lihat menu-menu yang mba Mega bagikan, saya jadi laparrrr. Wk. Ada beberapa menu menarik yang ingin saya coba (minta mba saya buatkan) 😍 Memang benar yaaa kata rang-orang, pandemi ini membuat kita semua yang nggak jago masak pun ended up bisa jadi chef di rumah 😆 Lumayan, ujungnya jadi lebih hemat perihal keuangan karena minim pengeluaran jajan makanan online 😁

    For the last, semangat berenangnya mba Mega, sebagai sesama yang nggak jago berenang, saya bisa relate dan membayangkan bagaimana mba Mega megap-megap berusaha napas 🤣 Saya bingits itu, makanya saya malas kalau diajak berenang atau ke waterpark, paling ujungnya main perosotan atau yang gampang-gampang daripada pergi ke kolam dalam. Especially sampai 2,5m dalamnya. Daebak 🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak, mbak Eno. Huhu, bahagianya akuuu.. 🙈 kalau lagi kerja dan konsen banget, kita pasti gampang lupa sama posisi tubuh kan Mbak. Sekarang tuh dokter wanti-wanti banget, duduk harus benar, be mindful with your posture, dan pastikan posisi tubuh benar dulu sebelum menulis atau melakukan hal yang lain. Alhasil sekarang saya lebih sering benerin posisi duduk, nggak mau diem kalau kata Abang 🤣

      Aku selalu seneng lihat foto-foto hasil eksplorasi mbak Eno di Jeju serta tempat lain di luar negeri lainnya. Siapa tahu nanti akan muncul hasil eksplorasi dekat rumah di Bali juga ya, Mba~ agak jauh aja dari rumah tapi masih di sekitaran, kalau matanya sudah biasa moto keknya bakal nemu yang lebih asik lagi nih buat jadi objek foto 😁

      Pokoknya buat saya makanan dan segala yang bisa bikin berhemat tuh membahagiakan mbak. jujur sampe sekarang masih sering males masak, pengen langsung mesen aja, tapi kalau ingat itu membantu penghematan bulanan, oke langsung bergerak walaupun ujungnya cuma telur dadar. wk.

      Aku juga lebih suka main perosotan dibanding renang, mbak 🙈 renangnya pasti yang di bawah 1,5m karena aku pendek bantet hahahaha. Makanya kemarin pun, aku stay di kolam yang dalamnya 1,4, sementara abang nyelam ke yang 2,5 di ujung satunya. Cuma bisa ngeliatin aja sambil iri 😂 duh, semoga tahun depan ada kemajuan berarti untuk kemampuan renang kita ya mbak 😂😂

      Hapus
  14. Saya juga merasa hari-hari cepat berlalu, apalagi masa pandemi gini...

    O iya semoga cepat pulih ya mbak, senang masih bisa melakukan hal-hal kecil walau di rumah saja, mbak jago masak ya, foto-foto masakannya tampak enak, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, kalau enak itu relatif mas, tapi yang penting masih kemakan seenggaknya sama saya sendiri. :D Terima kasih doanya mas Jaey, saya sudah merasa lebih baik dibandingkan minggu kemarin. hehehe...

      Hapus
  15. Mba Mega, semoga lekas sehat kembali ya

    Mba nggak sendirian yang di februari ini bolak-balik ke RS. Saya udah tiga minggu terakhir ini juga bolak-balik RS gegara impaksi gigi bungsu dan baru kelar odontektomi kamis kemarin. Menyisakan bengkak dipipi yang bikin wajah saya tidak simetris. wkwk...

    Meskipun cuma jalan-jalan sekitaran rumah aku ikut seneng liatnya, berasa ikut jalan-jalan. Hahaha...
    Dan foto-foto masakannya nggak bisa diskip, bikin ngileeer.

    Oya salam kenal, ini kunjungan pertama saya. Sehat-sehat terus ya mbaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal mbak, makasih banget ya udah mampir. maapin tapi balas komennya belakangan, karena memang lagi sulit membagi waktu dengan kegiatan yang ada huhu....

      duh, gigi bungsu saya juga bermasalah nih mbak. tapi saya pengen ngurus satu-satu dulu. mikir mau operasi gigi tuh ya serem, tapi kayaknya memang mayoritas manusia tuh harus berhadapan sama gigi bungsunya ya mbak :(

      semoga sekarang kondisi mbak sudah jauh lebih baik, dan diberikan kesehatan terus, amiiin!

      Hapus
  16. Sepakat banget sih, februari ngga berasa udah kayak di akhir aja, wwkkwkw

    Btw, semoga dirimu menyehat dan terus berbahagia selalu ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiiin, makasih banget febri. semoga kamu juga menerima hal baik yang sama banyaknya!

      Hapus
  17. Halo mba Mega, semoga segera pulih ya sakitnya😭 semangat dalam menjalani pengobatan💪💪 btw baca tulisan ini aku jadi kangen berenang tapi masih nggak berani ke kolam renang karena pandemi huhu, sama kayak mba Mega aku gelagapan kalau atur nafas jadi kalau berenang lebih sering gaya punggung yang emang telentang hidungnya ada di atas air😂😂😂

    Anyway sebagai anak yang terima jadi masakan mamak, me cant relate dengan putar otak makan apa hari ini :((( hebat sekali ibu-ibu pintar masak ini bisa mikir tiap hari masak apa, aku mikirnya udah pusing duluan, sehat-sehat terus para istri dan para ibu🌸🌸🌸

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasihhh banget endah! Aku juga pas awalnya tuh takut banget, sekarang jalan sebulan terapi jadi terbiasa ke kolam renang, semacam ya sudahlah, hahahah.

      tapi ya tetap hati-hati, pokoknya sebelum jam 9 udah bubar. jadi pas orang-orang berdatangan aku udah pulang hihihi....

      kalo makan apa hari ini, mau simpel sih gampang endah. telur ceplok tiap hari pun ok. itu kalo sendirian. tapi kalo udah nikah sih ituuu ada yang doyan rikwes juga hahahaa.... semoga nanti kalo mengalami nggak ribet ya puter otaknya, dan dikasih kesehatan yang banyak jugaaa 💪💪

      Hapus
  18. bandung utara dan berbukit-bukit....triiing!!!!! langsung tergambar dalam benak si mbul....ku pengen punyak rumah di bandung ughaaaa hahahhaha #monmaap halu dikit


    eh aku juga suka loh mega ngematin arsitektur rumah trus ngira ngira itu di dalem yang punya ada nempatin ga sih, apa dibiarin kosong tapi cuma ada housekeeper atau satpam aja...kan biasanya klo liat rumah mevvah bawaannya mikir tuan rumahnya sering plesiran ya hihi...rumah yang berpager tinggi dalemnya kayak apa ya...dsb dsb...apalagi kalau yang arsitekturnya tua...kayak rumah belanda wuh langsung deh di kepala yang ada langsung nyusun script film horror hahahhaha

    btw aku langsung pantengin banget itu resep mega yang di bulan ini ditagline-in penghabisan kulkas...ini memang cara ampuh untuk berhemat sih, aku juga...hahahhaha...biar ga kalap dan suka beli barang yang tak perlu even itu bumbu....daaaaaan aku kemlecer dong ama tuh recipe terutama yang bobor, kentang soup, dan pasta ada sardinnya....tadi juga ada liat mpek mpek pKe nasi..ada boncabenya jugag? #keplok keplok...kreatif banget kamu nak hahhahahhahahahaahah


    oiya kudoakan juga semoga terapi renang untuk pengobatan saraf yang sedikit ada trouble berjalan lantjar ya...biar si abang ga misuh misuh lagie...tapi misuh misuhnya pakek cinta kan...kan lagi dilatih biar bisa napas panjang xixiziixiz

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga pengen punya rumah di bandung mbak. tapi sayangnya biayanya gak kuat :') jadinya ke pinggiran deh (jadi curhat)

      iyaaa kan mba. aku dari dulu keknya punya sifat kepo deh hahahaha. mbak juga jejangan suka bikin cerita sendiri sambil lewatin rumah-rumah yang macem-macem itu? (selain script film horor yaaaa hahahahahah)

      trus ternyata pempek pake nasi itu common, bisa dilihat di komen di atas... jadi aku gak merasa sendirian hahahaa.... yang penting bisa penghematan sambil tetap bisa menjalani pengobatan, jadinya lebih optimal :D terima kasih ya, mbak mbul! maapkeun, belum bisa blogwalking lagi huhu

      Hapus
  19. Saayy, jadinya gimana sekarang? udah baikan kah?
    Kok sama banget kita say hahaha.

    Sayapun mengalaminya, di bagian tulang belakang bagian pinggang, astagaaaa, nggak bisa gerak tauk nggak, bahkan balik kanan kiri aja, sempat nggak bisa sama sekali, saya paksa sampai ngompol saking sakitnya.
    Saya nggak minum pereda sakit pula, karena kemaren sempat telat menstruasinya, takut isi kan.
    Jadinya bayangin sendiri, sakiiittttt banget nget nget.

    Saya nggak ke dokter maupun pijat nih, cuman pakai korset lumbal, sampai sekarang malah.
    Sekarang bagian yang sakit itu udah nyaris hilang, tapi agak kambuh di bagian tulang ekor deh kayaknya.

    Kalau dengar-dengar, renanng memang salah satu terapinya, tapi diriku belum bisa, karena kalau ke kolam renang means bawa 2 bocah, yang ada mamak ga bisa renang malah sibuk jagain mereka hahaha.

    Jadinya cuman relaksasi dengan gerakan ringan aja tiap hari, Alhamdulillah lumayan menyembuhkan.
    Memang kudu diet juga nih saya, lemak terlalu membeludak hiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tos dulu, mbaaa. aku bener-bener harus pake korsetnya nih kayaknya. tapi karena terapi, kondisi udah lebih baik. masalahnya sakitnya menjalar ke kaki, jadinya aku masih harus periksa.

      berhubung katanya pengobatan dan pemulihannya lama, bisa sampai berbulan-bulan, semoga mbak Rey dan aku (hehe) bisa menjalani pengobatannya dengan baik dan nggak kambuh lagi ya.

      aduhai, bener2 ngurangin kualitas hidup banget soalnya :(

      Hapus
  20. terkadang kita bisa "Cuek" dengan lingkungan tapi bukan karena nggak peduli, tapi memang karna "nggak sempet untuk tau"
    kayak misalnya di deket perumahanku, ada perumahan baru aja bisa nggak ngerti, padahal masih satu lingkungan, aku anggap gitu.
    dibilang sibuk ya sibuk tapi masih bisa juga kluyuran, bingung.

    tujuan aku sama mba mega samaan kalau urusan perut hehe, kalau aku udah merasa boros beli makan siang terus-terusan di luar kantor, besok besoknya rutin bawa bekal. maksudnya karena biar nggak keluar duit banyak lagi buat makanan.
    hemat pangkal kaya gitu kata peribahasa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk iya. sebenernya ya karena nggak diprioritaskan ya mba.... ini juga karena kepepet pengen hemat, jadinya jalan-jalan di sekitar aja dan nggak usah macem-macem. eh, malah nemu banyak hal :D

      mari kita berhemat dalam hal makanan dan jalan-jalan! wkwkwkw...

      Hapus

Posting Komentar