Notifikasi whatsapp datang dari sekretariat seminggu yang lalu.
“Teh, Senin mulai masuk kantor lagi ya! Piket seminggu dua kali masuk kantor.”
Percaya nggak percaya, baru kemarin itu rasanya senang banget bisa masuk kantor lagi, hahahaha. Kantor saya memang termasuk ketat menerapkan kebijakan masuk, karena merupakan instansi dengan penghuni banyak. Sekitar 10.000 orang beraktivitas sehari-hari dalam kondisi normal.
Dua bulan sudah saya menjalani work from home. Sama dengan banyak pekerja lainnya yang terpaksa bekerja dari rumah karena pandemi yang mengancam. Nggak heran, selama dua bulan terakhir saya benar-benar di rumah saja, dan dokumen di kantor dikirimkan menggunakan ojek online.
Sebagai kaum pekerja yang masih bisa bekerja di rumah dan mendapatkan gaji, kami masih termasuk beruntung. Banyak usaha yang terpaksa harus gulung tikar, atau mengurangi pegawai demi bisa bertahan.
Ada juga teman-teman saya yang meskipun kebijakan di atas kertasnya WFH, mereka tetap harus ke kantor karena kejar setoran. Belum lagi Nakes yang tidak usah dituliskan lagi perjuangannya, meskipun situasi dan kebijakan yang masih tidak kondusif sampai memunculkan tagar #indonesiaterserah.
Sebenarnya, situasi Indonesia sendiri masih tidak bisa diprediksi. Saat saya menulis tulisan ini, kasus per hari sudah mencapai seribu. (informasi dari Tweet Nuice Media). Dengan begini, masih diragukan kita sudah lewat puncak atau belum. Apalagi karena saat Idul Fitri kemarin masyarakat masih ngotot berkerumun demi baju baru.
Lihatnya sampai gatel, asli :(
Di Bandung sendiri, penambahan jumlah kasus sudah berkurang. Rumah Sakit Hasan Sadikin sudah bersiap membuka layanan kesehatan non-covid 19, setelah menjadi RS rujukan propinsi selama pandemi. Menurut kerabat saya pun, relawan yang tadinya ada puluhan, sekarang tinggal belasan. Karena itu, saya lumayan positive thinking untuk situasi ini.
Suami saya sudah kembali ke kantor dengan jadwal normal. Saya sendiri? Setelah berusaha juggling antara kerjaan rumah dan kantor di rumah, mengatur waktu agar tetap produktif (meskipun masih suka jebol juga), akhirnya saya bisa kembali ke kantor.
Huhuhu, senangnya. Maklum, terisolasi di rumah membuat saya sampai sakit dan harus benar-benar menjaga pikiran agar tetap sehat selama pandemi.
Meskipun ya, memang, semua tidak akan sama lagi seperti sebelum masa pandemi. Harus bersiap transisi dalam budaya baru, kembali beradaptasi, sambil tetap waspada dan bersiap untuk segala kemungkinan. Jadi, saya mau berbagi sedikit tentang kebijakan kantor saya sekarang, serta apa yang harus dipersiapkan saat kembali ke kantor dan bekerja lagi.
Memangnya, Seperti Apa Dunia Kerja Setelah New Normal Berlaku?
Apa yang tadinya kita pikir “akan berakhir”, ternyata harus menjadi hal yang kita hadapi sebagai sesuatu yang biasa. Bisnis sekarang berpindah ke metode online, dan kurir serta layanan kesehatan jadi peluang bisnis paling besar. Restoran membuat opsi menu siap masak serta menutup layanan dine-in. Berbagai merek baju mendadak ngasih bonus masker kain untuk tiap pembelian tertentu.
(Ngomong-ngomong, lucu juga lihat-lihat merek desainer yang sekarang ngeluarin masker juga. Saya nggak bakal beli masker merek Proenza Schouler, but I can see people will take masks as fashion items.)
Meskipun penyebaran Novel Coronavirus ini bisa dikurangi dan dihentikan, risiko munculnya gelombang baru tetap akan muncul selama vaksin belum tersedia. Kemungkinan vaksin ada bisa jadi masih setahun atau dua tahun lagi. Dengan pengalaman ini, bukan tidak mungkin akan ada penyakit mematikan baru yang tidak kalah dengan COVID-19 sekarang.
Itu yang tertulis di artikel bbc: How Covid-19 Could Redesign Our World. Seperti judul artikelnya, pandemi ini bisa jadi akan membuat dunia kita didesain ulang agar meminimalisir bencana yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Di kantor saya sendiri, hal-hal berikut diterapkan selama masa transisi untuk new normal. Mudah-mudahan, hal ini juga diterapkan untuk tempat bekerja teman-teman.
Memberlakukan Sistem Shift/Piket Bergilir.
Untuk mengurangi kepadatan ruangan, jumlah orang yang ada di dalam ruangan setiap harinya dibatasi. Ini berarti semua orang masuk bergilir, dengan jumlah hari kerja 2-3 hari setiap minggunya.
Larangan Penggunaan Air Conditioner.
Untuk mencegah virus “berputar” di dalam ruangan, maka kami dilarang menyalakan AC dan diharuskan membuka semua jendela. Kesan dan pesan? Tentu saja gerah.
Istirahat dan Ibadah bergantian.
Karena mushola kantor kecil, ibadah pun harus dibatasi tiga orang per kegiatan. Alat ibadah bersama dan sajadah pun dihilangkan. Semua harus membawa sendiri.
Jaga Jarak Fisik dan Tidak Bersentuhan.
Ruangan kantor saya sempit, jadi sebisa mungkin kami harus bergiliran setiap melewati koridor. Banyak di antara kami yang memilih menggunakan sarung tangan, juga tetap mengenakan jaket.
Maksimalisasi Digital Platform.
Karena semua orang tidak dapat dikumpulkan di hari dan ruangan yang sama, rapat konferensi digital sudah menjadi norma. Sebisa mungkin kami juga membuat agar tugas bisa dikerjakan secara online.
Persiapan New Normal Untuk Diri Sendiri Saat Kembali Bekerja
Meskipun kantor sudah bersiap, kita sendiri juga tidak boleh lengah. Pada dasarnya kita ‘kan harus tetap menjaga diri sendiri dan juga orang lain yang sudah menjaga diri. Hehehe jagaception. Maksudnya ya, jangan mentang-mentang kantor sudah menyediakan lingkungan optimal untuk berjaga, kita jadi seenaknya.
Saya juga masih penyesuaian, nih, jadi belum semua keperluan bisa teroptimalkan. Semoga dalam waktu dekat, sudah melekat jadi kebiasaan, terutama hal-hal yang harus dibawa, hahaha.
Bawa Bekal Makan Siang.
Sejak awal, saya memang sudah biasa membawa makan siang. Tetapi biasanya diseling dengan hari malas dan hari untuk jajan dengan teman-teman. Sekarang, mau tidak mau saya harus membawa bekal setiap ke kantor - juga menyiapkan bekal untuk suami setiap hari. Kabar baiknya adalah pengeluaran makan lebih hemat.
Tidak Mampir-Mampir, Meskipun Bisnis Sudah Mulai Buka Kembali.
Memang, ‘menyehatkan ekonomi’ sepertinya menjadi tujuan utama dari aturan new normal ini - sesuatu yang sebenarnya membuat saya juga mengernyitkan kening. Tapi kembali ke normal bukan berarti sudah aman.
Restoran dan tempat makan sudah kembali menyediakan opsi dine-in, namun sebaiknya tetap menggunakan pesan antar atau drive-thru saja. Nongkrong juga tidak perlu-perlu amat. Sudah gatal rasanya ingin jalan di mal dan menikmati suasana, tapi daripada merasa tidak aman, rumah masih menjadi opsi utama tempat hang out :D
Minimalisir Penggunaan Uang Cash.
Uang adalah salah satu jalur mudah penularan coronavirus COVID-19, jadi saya tetap menggunakan transaksi online sebagai prioritas. Memang sih, ada opsi mencuci tangan setelah memegang uang, tapi kalau bisa diminimalisir, mengapa tidak?
Langsung Mandi Begitu Sampai Rumah.
Saya lumayan rewel pada suami. Begitu pulang kantor, pokoknya dilarang pegang apa pun, harus langsung mandi. Tapi saat mulai bekerja kembali, memang sangat terasa saat pulang penat dan ingin istirahat dulu. Nevertheless, protokol tetap harus berjalan. Mandi! Lumayan, badan juga lebih segar untuk berkegiatan lagi.
Tetap Menjaga Sistem Imun.
Sebaiknya sih dijadikan kebiasaan sehari-hari. Makan sehat, selalu memasukkan buah dan sayur ke dalam menu, serta jajan-jajan junk food seminggu sekali saja. Karena mau bagaimanapun, saya suka seblak.Vitamin juga masih stand by.
Barang-Barang Wajib Bawa Ketika Beraktivitas
Sudah banyak gambar yang wara-wiri menginformasikan apa saja yang harus kita bawa, terutama bagi yang menggunakan transportasi umum. Masker dan masker cadangan, hand sanitizer, sabun cair, tisu, perlengkapan ibadah dan perlengkapan makan serta minum sendiri adalah sebuah kewajiban sekarang, alih-alih tambahan.
Biasanya, saya suka pakai tas ukuran kecil kalau ke kantor. Mau tak mau, sekarang bawaan saya jadi lebih banyak. Tapi, daripada tidak aman, kan?
Shop the post! 1. Wardah Nature Daily Aloe Hydramild Hand Gel 100 ml, IDR 19.900, Wardah Official | 2. Masker kain, IDR 8.900/pcs, Brotherlabel | 3. Dettol Antiseptic Liquid 750mL, IDR 94.600, Dettol Official Store | 4. Japan Stainless Steel Tumbler, IDR. 53.000, Koko Hoki | 5. Miniso Official Travel Bottle Set, IDR 39.900, Miniso Official | 6. Mukena Travel, IDR. 147.900, Syafana Gallery | 7. LITTERLESS Tote Bag, IDR. 150.000, Kora Tote Bag | 8. Lunch Box 4 Sekat, IDR 49.900, Cellis Supplier Store | 9. Dettol Wipes, IDR 11.900, Unik Jaya Shop
The Silver Lining
Saat ini memang rasanya seperti perang. Perang dengan sesuatu yang tidak terlihat, perang dengan situasi yang tak menentu sembari tetap bertahan hidup. Entah bertahan hidup dari sisi kesehatan, finansial, juga menjaga mental.
Setelah berusaha menjaga kesehatan saat #dirumahaja - bisa dibaca di sini bagi yang masih di rumah - kini kita sudah mulai beraktivitas kembali, namun keadaan di luar masih sama berisiko. Waktunya beradaptasi lebih baik dengan situasi, sambil tetap berharap, berusaha dan berdoa semoga situasi segera lebih baik.
Selamat bekerja di kantor lagi,
Mega
Selamat balik ke kantor, mba 😍
BalasHapusMeski keadaan masih belum baik sepenuhnya, tapi saya bisa turut merasakan excited-nya mba Mega kembali ke kantor hehehe 🙈 saya pribadi masih WFH dan segala sesuatunya diurus via online. Kemungkinan baru akan back to work (normal) bulan September jadi masih ada waktu beberapa bulan untuk leyeh-leyeh *eh* 🤣
Ngomong-ngomong, perintilan new normal seperti hand sanitizer, masker, tisu basah, tumblr etc itu sudah saya gunakan dari dulu sebelum corona datang sebab saya sering turun ke lapangan berjibaku dengan debu-debu yang hadehhhh cukup membuat kesal 🙈 tapi setelah corona hadir, saya jadi sadar kebiasaan bawa perintilan tersebut ternyata bisa menyelamatkan saya ketika saya di Hong Kong saat corona baru mulai menyebar, dan ketika saya di Filipina saat presidennya tau-tau info lockdown sehari setelah jadwal pulang saya ke Indonesia 🤦♀️
Saya sempat kaget dan worry kalau ternyata saya kena corona. Luckily berkat kebiasaan social distancing dari jaman baheula, dan ribet-ribet bawa perintilan, selalu bersih-bersih, akhirnya bisa menyelamatkan saya dari ketularan corona 🙃 since then saya jadi sadar pentingnya perintilan yang saya bawa dan semoga meski corona hilang suatu hari nanti, kebiasaan untuk tetap bersih ini nggak juga ikutan hilang di kemudian hari 😆
Sehat-sehat selalu untuk mba Mega, semangat kembali bekerja ❤ semoga lancar kesemuanya dan dalam lindungan Yang Maha Esa 😍 take care ya, mba ~
Kalau saya, biasanya cuma bawa hand sanitizer sama tisu aja, sama kadang-kadang masker kalau lagi sakit hihihi. Sekarang giliran ada pandemi, baru sadar kalo printilannya itu banyak banget :( apalagi banyak barang yang harus dibawa sendiri, padahal biasanya saya nyetok aja di kantor (tisu, hand sanitizer, alat ibadah biasanya standby semua, nggak dibawa-bawa).
Hapusmbak eno sering nulis kalo orangnya gak suka banget sama keramaian apalagi sksd yaa hahaha, jadinya semacam udah social distancing before it was cool gak sih? 🤣🤣🤣 untung banget ya mbak eno bisa pulang ke Indonesia. kalau enggak bisa kejebak tuh...
huhu, semangat juga buat mbak eno, menyambut back-to-work normal bulan September. Soalnya pasti selain itu, masih banyak yang harus diurus yaa... sehat-sehat terus!
Beberapa temanku juga mulai back to office mulai minggu ini dan reaksi mereka juga sama seperti Mba Mega, excited sekali. Kayaknya baru kali ini ya rasanya kangen puoll dengan kantor 😂
BalasHapusSama kayak Mba Eno, perintilan seperti tissue kering dan basah, hand sanitizer itu selalu ada di dalam tasku. Karena aku punya anak kecil jadi barang-barang tersebut wajib ada. Yang masih harus dibiasakan ini adalah pakai masker, jujur sejak pandemi ini aku baru rutin pakai masker. Karena biasanya aku maskeran kalau lagi sakit aja.
Positifnya dari si corona ini meningkatkan kesadaran akan kebersihan kita yaa. Aku senang banget sih sekarang banyak tempat umum yang menyediakan air dan sabun untuk cuci tangan. Bahkan di tempat makan kecil pun sekarang menyediakan hand sanitizer.
Selamat ngantor kembali yaa, Mba Mega. Stay healthy! 😊
stay healthy too buat mbak Jane dan keluarganya! Udah mulai mblenek karena nggak bisa jalan-jalan, sampai ketemu meja kantor aja seneng banget. Memang ya, cara ini sekaligus memberikan kita waktu untuk mengapresiasi hal-hal yang ada di sekitar... sekaligus bikin kita kalap belanja online. wekekekek.
HapusIya mbak, aku juga senang nih karena dimana2 ada tempat cuci tangan. terus, tanpa sadar sekarang kita jadi lebih jaga higienisitas kan. Saya baru ngeh setelah lebih sering cuci tangan, badan juga terasa lebih jarang merasa nggak enak atau kena flu. padahal sebelumnya kayaknya saya rutin kena flu... dan itu dianggap biasa 😁😁
*ikutan gemes lihat orang-orang yang maksa berkerumun demi beli baju* beneran segemes itu, kenapa mereka sampai se-rela itu mengkesampingkan bahaya berkerumun 😂
BalasHapusAnyway, hand sanitizer merupakan teman wajibku saat ini. Dulu sih sering pakai juga tapi kalau sekarang, dia tak pernah keluar dari dalam tas hahaha.
Selamat ngantor kembali kak! Beli kipas yang pakai baterai itu, sebagai alat penangkal gerah huahahaha
awalnya aku hand sanitizer cuma standby di meja, tapi sekarang jadi bawa kemana-mana. malah sedia multiple di rumah, kayak di atas meja dekat kasur, meja kerja, sampai tempat makan. karena kemarin hand sanitizer sempat susah dicari, jadi mereknya beda-beda. berasa reseller hand sanitizer aja hahaha
Hapushahaha iya yaaa, ada kan kipas dari miniso yang harus dicharge itu. tapi jadinya malah kangen miniso di mal :( (heleeh)
wkwkw enak dong kalau kayak gitu kak, jadi gampang dan praktis kalau lagi butuh bersihin tangan. tapi satu cuma ada satu kan? kalau ada beberapa, fix sih jangan-jangan memang bener kakak reseller hand sanitizer huahahaha.
Hapusiya asik ya window shopping di miniso walaupun keluar nggak bawa pulang apa-apa tapi setidaknya batin nggak tersiksa
*ehhh
*jadi kangen emol juga
*kenapa jadi bahas emol
#kaborrr...
Kadang new normal essentials ini bisa lebih banyak juga lho, misal bawa helm sendiri (buat pejuang ojol), mukena, sajadah, bahkan temen saya ada yg ke kantor bawanya 3 tas isinya peralatan 'tempur' semua hahahaha.
BalasHapusSelamat kembali ngantor yaa. Saya memang dari awal masuk tapi dikelompokin, dan emang seseneng itu ngantor ketemu orang-orang yah.
terima kasih mbak justin! iya, saya lupa nambahin helm karena saya mutusin ngga pake ojol motor.... pakai taksi... terus menangis karena biaya transport membengkak :')
HapusBener banget teh, saya juga kalau berpergian sekarang pulang nya kalau nggak mandi baju baju luaran sesegera mungkin diganti dan langsung masuk mesin cuci, terus cuci kaki dan cuci tangan.
BalasHapusHape yang sempat dibawa berpergian pas sampe rumah disemprot hand sanitizer biar tetep higienis hihi
padahal sekarang bandung udah lumayan menormal, angka penambahan juga stabil, tapi tetep parno hahaha. gapapa, udah paling bener sekarang mending parno daripada ngegampangin jadinya teledor. semoga kita semua sehat terus yaaa
HapusHi Mb Mega! Salken Ya. Pertama kali berkujung nih.
BalasHapusPerintilan itu juga beneran ampuh penyelamat sih mb Mega. Awal bulan maret waktu semua belum lockdown, aku berkunjung ke salah satu resto hotel di Singapura yang keesokan harinya resto itu ditutup karena ada turis yang terbukti positif dan resto itu jadi salah satu tempat yang ditelusuri dikunjungi situris kemarin. Aku yang worried kan langsung periksa tuh nyampe di Indo, syukurnya hasil tes negatif.
Palembang pun sama adanya loh waktu mau lebaran itu, asli bikin geleng kepala. Bayangin mereka coba rela antri masuk matahari dan bawa anaknya pula. Gak ngerti lagi sama prioritas mereka yang bias.
Bener sih sampe excited gitu pas udah boleh wfo lagi. Aku sendiri udah sebulan back to the office, tapi di luar kendali ditemukan kasus positif di lingkungan kantor minggu lalu alhasil kembali wfh untuk dua minggu ke depan.
Stay safe ya mb mega.
Salam kenal juga mbak! (panggil apa ini yaa.. .mbak navia? mbak yu? hehehe)
Hapusya ampun, berarti ke sporenya pas udah mepet-mepet banget ya? syukur negatif mbak. ngga kebayang kalau ada apa-apa atau malah lebih parah jadi ngga bisa keluar dari spore :(
stay safe juga ya mbak. makasih udah mampir! :)
Selamat balik kerja di kantor,Mbak Meeeeeeeg.😆
BalasHapusKalau aku masih tetap setia di rumah aja. Maklum,ibu rumah tangga. Walaupun begitu setiap kali harus keluar rumah buat ke pasar tetep setia menjalankan protokol kesehatan. Pakai masker dan setelah sampai rumah langsung cuci tangan, mandi, cuci baju yang barusan dipakai, dan ganti yang bersih.
Btw stay healthy ya, Mbak Meg.😆
huhu, jadi ibu rumah tangga sama menegangkannya kan mbak, soalnya harus tetep menjaga rumah supaya "steril" dari virus. hati-hati selalu ya mbak, saya aja udah was-was ke pasar, dan nggak berani lagi ke pasar sejak pandemi. semuanya saya beli online :( semoga kita semua sehat selalu.
Hapushihi, saya juga sempet baca post mas Anton yang tentang pengalaman di KRL. Saya aja sekarang maksain pakai taksi padahal ongkosnya jadi dua-tiga kali lipat, dan masih ngerasa takut. Apalagi mas anton yang harus menyeberang dunia eh antar kota pakai KRL. Emang rasanya udah kayak ke planet lain kok....
BalasHapusBener. Saya awalnya cerewet juga ke orang. Tapi lama-lama, ya sudahlah. Saya lindungi diri sendiri aja. Diketawain karena dianggap parno gapapa. Saya cuma mau saya dan keluarga sehat :( Semoga mas Anto dan keluarga pun sehat-sehat.
saya mau nanya, tuh kotak makan lucu beli di mana, ternyata udah dikasih link nya di bawah, keren banget euy.
BalasHapusBetewe, selamat ngantor kembali ya, stay safe selalu :*
Kebayang banget ya agak kagok masuk kantor lagi dengan keadaan yang berbeda, terutama bagi orang-orang yang lumayan idealis, sama kayak saya.
Hal-hal mengenai kesehatan itu penting, karena daya toleransi saya terhadap rasa sakit itu kecil, karenanya menghindari penyakit itu penting.
Syukurlah kantornya juga memberlakukan aturan yang ketat, setidaknya demi kesehatan dan keselamatan semua pekerja.
Kalau nggak pakai AC memang bagus sih, lebih sehat, meski tentu saja gerah bookk hahaha.
Tapi kalau ada kipas setidaknya lebih membantu, asal semua patuh harus selalu pakai masker, biar dropletnya nggak terbang ditiup kipas angin :D
Btw semangat selalu ya :)
Halo Teh, semoga tetap terjaga kesehatannya meskipun sudah kembali bekerja di kantor dengan sistem piket.
BalasHapusSaya juga begitu, ada piket di kantor. Seminggu bisa 2-3 hari bekerja di kantor.
Aturan yang berlaku di kantor saya juga sama, kecuali larangan menyalakan AC.
Berhubung saya agak parno, walaupun AC sentral tetap dinyalakan oleh teknisi kantor, jendela saya tetap buka sehingga sinar matahari bisa masuk ke sekitar meja kerja saya.
Sama-sama mas. Semoga kita selalu diberi kesehatan ya, dan pekerjaan selalu lancar biar tida terjadi hal-hal aneh ke pendapatan, hiks hiks hiks :')
HapusBuat orang yang nggak terlalu rajin, new normal versi aku sih yang penting mengurangi intensitas komunikasi dan pertemuan yang nggak penting plus cuci tangan. Karena memang kita nggak bisa menduga, siapa yang ternyata membawa virus sih. Semoga pandemi lekas berlalu.
BalasHapusaaamiiin. iya, sebisa mungkin saya juga menghindari pertemuan yang nggak penting. sekali pun yang minta keluarga :( karena gimana ya, saya juga nggak mau kalau2 saya bawa virus dan mengenai keluarga yang sepuh.
Hapusterima kasih sudah mampir!
Halo, Kak Mega! Selamat bekerja kembali di kantor yaaa. Stay safe :D
BalasHapusDuh emang serba menakutkan juga sih kalau udah kembali ke kantor. Harus lebih ekstra hati-hati jika berinteraksi. Aku sendiri meski memang kerjanya dari dulu sudah di rumah, tapi tetep aja kalau ada urusan ke luar rumah selalu parno. Harus siap-siap masker, sanitizer, dan sarung tangan huhu.
Semoga sehat selalu di sana, Kak :D
salam kenal dan terima kasih sudah mampir :)
HapusSehat-sehat selalu juga yaa. iya nih, bahkan meskipun udah biasa ngantor, karena akhir2 ini di luar terus, keluar rumah dikit udah berasa masuk medan perang hahaha...
Yes, this is really important for everyone to stay home make sure to wear face mask and don't go out unnecessarily.
BalasHapusAku baru sadar postingannya Juni 2020, dan sekarang sudah hampir February, tapi blm ada tanda2 si virus akan menghilang :(
BalasHapusAku dan suami sempet positif Agustus yg lalu mba, walopun hanya OTG. Tp sejak itu, kami sekeluarga jadi amat sangat ketat dgn prokes kemanapun keluar. Aku sampe bawa tas khusus tiap bepergian yg isinya peralatan wajib selama pandemi, kayak tisu basah dan kering, hand sanitizer, sabun cuci tangan, alkohol spray, disinfectan, masker sekali pakai, vitamin penambah imun, kotak utk nyimpen masker kalo sdg makan. Kdg aku diliatin Ama orang2 pas makan di restoran, karena meja dan kursinya aku semprotin dulu :p. Tapi biarlah dibilang lebay. Virus ini nyata kok.
Pas msh kerja aku sempet ngalamin selang seling pergi ke kantor. Suami malah sejak pandemi Ampe skr msh Wfh Krn memang dia bisa kerja di mana aja asalkan ada internet. Jd aku tenang juga Krn dia LBH srg di rumah.
Hai Mbak Fanny, makasih banget udah mampir!
HapusIya, itu juga yang saya pikirkan pas buka lagi blog setelah sekian lama. Pas awal-awal nulis ini, masih positive thinking kalau semua akan kembali normal setelah satu tahun. Tahunyaa... sampai sekarang postingan ini masih relevan.
Huhu, syukur alhamdulillah kalau mbak sekeluarga sekarang sehat. Jujur, kadang saya juga suka abai sama prokes kalau di tempat yang sudah familier seperti kantor. Kadang juga karena malas jadinya nggak begitu ketat terhadap diri sendiri. Tapi semakin banyak orang sekitar yang kena, dan diri ini masih ketar-ketir...
Semoga mbak dan keluarga selalu dilimpahi kesehatan dan kelancaran meskipun situasinya masih begini ya!