Teapotto, Kedai Teh Artisan Ala Jepang
Meskipun sekarang sudah boleh minum kopi (yay!), saya masih doyan mencari artisan tea untuk dicoba. Walaupun jarang ada waktu khusus, sih.
Teapotto adalah sebuah kedai teh kecil yang berada di tengah-tengah kota Bandung. Tempatnya tidak tersembunyi; tapi kalau jarang ke Bandung, sepertinya akan sedikit tricky untuk datang ke lokasinya.
Pertama dengar Teapotto adalah dari adik saya, yang terlebih dahulu ke sana. Sebenarnya tidak ada rencana khusus ke sini sebelumnya; namun saat ada keperluan di tempat lain, ternyata kami melewati tempat ini. Berhubung jamnya juga pas—bukan waktunya kelaparan sehingga butuh makanan berat—jadi kami memutuskan mampir.
Teapotto, sesuai namanya, adalah tempat yang mengkhususkan diri pada teh.
Menu tehnya banyak dan mereka bikin tea blend sendiri. Menyenangkan cium baunya! Harganya pun nggak terlalu mahal. Satu pot teh (berisi separuhnya, bisa refill satu kali) dihargai mulai dari IDR 20.000-40.000.
Uniknya, dari belasan variasi teh yang ada di sana, ada beberapa yang memiliki nama khas Sunda atau berkaitan dengan Bandung. Tibera (tidur) untuk teh lavender yang menenangkan, Tiis (dingin), Bandung Breakfast, dan Dago Mint.
Kalau beli teh dikasih cookies untuk dimakan bersama tehnya. Small treat, but very sensible. Tipe *cookies-*nya kering, tidak terlalu manis, dan tidak mengganggu rasa dan aroma teh yang diminum; sehingga bintang utamanya tetap si teh.
Selain itu mereka juga ada menu makanan berat—menu bergaya Jepang (Sushi, ramen, teppanyaki), serta kue-kue dan dessert. Menu mixology juga ada; basisnya kopi, teh, dan susu.
Menu yang Kami Pesan
Sakura Mille Crepe
Mille Crepe yang sesuai namanya, wangi bunga Sakura! Terasa ringan, dingin, dan manisnya cukup. Itu yang saya suka, karena segar dan cocok dengan tehnya.
Tiis (Tea)
Teh pesanan Abang ini terdiri dari campuran Taiwanese oolong, strawberry, lemon verbena, osmanthus flower & safflower. Sekilas seperti teh biasa, tapi ketika diminum sensasinya segar dan nggak bikin eneg. Tanpa gula enak, dengan gula pun enak. Saya sendiri lebih suka tanpa gula karena aromanya jauh lebih berasa. Tiis sendiri artinya dingin, berasal dari bahasa sunda.
Purple Sparkle (Tea)
Purple Sparkle—blended white peony with butterfly pea tea and rose buds. Warnanya biru karena efek dari bunga telang, dan kalau diberikan perasan lemon (diberikan bersama teh), warnanya jadi ungu. Aromanya jelas wangiii banget. Tapi teh ini hitungannya cukup berat (buat saya), soalnya abis minum agak banyak, asam lambung saya sedikit bereaksi hahahah. Cocok diminum sore hari saat perut sudah tenang dan terisi.
Overall
Masih pengen ke sini karena varian tehnya lumayan banyak; tapi kayaknya pikir-pikir dulu karena jaraknya jauh dari rumah. Kalau ke sini harus ada purpose, misalnya buat kerja atau lainnya.
Tapii sayangnya toilet mereka nggak ter-maintenance dengan baik. Nggak ngerti itu pas saya datang doang atau memang sehari-harinya gitu: air nggak lancar, di-flush susah. Sayang, pengalaman satu itu lumayan mencoreng kesan saya buat tempat ini. Sisanya oke… hahahah. Semoga pas ke sana lagi udah diperbaiki, soalnya ini cerita dari tahun 2023.
Teapotto
Jl. Bengawan No.25, Cihapit, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40114
thanks for reading!3>
kirim komentar lewat email atau mention saya di threads.
Suka baca tulisan saya? langganan atau dukung saya lewat nihbuatjajan.