Gentle Sunday

Hotel Indigo Bandung, Gaya Eklektik Kontemporer dengan Hospitality IHG

downloadgram

Kalau akhir tahun 2023 saya nangis karena suami saya sibuk, 2024 ternyata saya yang sibuk. Namun, meskipun suami saya hanya pergi di sekitar pulau Jawa di tahun 2024, pekerjaannya diwarnai dengan bekerja di hari libur nasional. Yes, he worked at Christmas day. No, I didn't cry, but visibly in bad mood.

Baca juga: Semalam di Aston Cirebon Hotel

Setelah ngambek-ngambek cantik, ya, kami tetap liburan, seperti biasa dengan waktu mepet. Pokoknya harus liburan! Titik!

Maka, berdasarkan perhitungan waktu dan budget akhirnya kami memilih untuk liburan di sekitar Bandung Raya saja. Betul, bersaing dengan wisatawan luar kota lainnya. Satu saja alasannya: Waktu liburan singkat, lebih baik jangan dihabiskan di jalan. Tema utama liburan kali ini adalah istirahat, dan staycation adalah opsi yang paling tepat.

(Tiap taun juga staycation sih. Tapi yang itu nggak usah dikomen.)

batch_IMG_8843

Mengapa Memilih Hotel Indigo

Seiring bertambah umur, saya semakin pilih-pilih kalau tentang liburan. Entah karena waktu luang tidak sebanyak dulu, atau badan sudah renta, atau pemahaman tentang kualitas, atau kombinasi semuanya. Ambil saja satu contoh: alat transportasi.

Dulu saya nggak segan pakai kereta api ekonomi kemana-mana. Sekarang, sebisa mungkin saya mencari moda transportasi yang lebih cepat dan lebih nyaman. Kalau kelelahan di jalan, ujungnya saya malah nggak ada tenaga di tempat tujuan.

Hal ini berpengaruh juga pada pilihan hotel untuk staycation kali ini. Review media sosial masa kini nggak banyak membantu. Satu tempat yang terkenal1 dan tampak indah bisa punya review yang terpolarisasi: keren dan bagus atau pelayanan buruk dan tidak terawat.

Tujuan liburan kali ini adalah untuk istirahat. Waktunya cuma satu malam. Tidak boleh tidak nyaman. Karena itu, kami memutuskan untuk tidak main lotre, dan memilih hotel dari jaringan IHG (Intercontinental Hotel Group), walaupun artinya pilihan kami akan terbatas.2

Di antara deretan hotel IHG di Bandung, Holiday Inn dan Crowne Plaza adalah hotel yang akrab dengan kegiatan kantor saya alias rasanya bisnis banget. Karena itu saya pengennya menginap di Intercontinental saja. Saya hampir memesan satu kamar dengan bathtub dan pemandangan khusus ketika suami saya bilang, "jangan Intercontinental deh, cari yang lain aja!"

"Lho, kenapa?"

"Abang nggak suka tipe kamar klasik gitu, nggak seru. Furnitur kayu, lainnya serba putih sama krem, bosen lah... nggak jauh beda dengan hotel lain meskipun dia bintang lima..."

Saya mengerutkan kening. Lagian, emang ada lagi hotel yang tipenya nggak klasik, kecuali hotel butik yang tidak berjaringan? 'Kan tadi janjinya mau pakai hotel IHG?

Barulah saat saya skrol ke bagian bawah aplikasi, saya menemukan hotel baru di daftar mereka, Hotel Indigo.

We never heard about Hotel Indigo before. Turns out dia memang hotel berjaringan dengan gaya hotel butik, yang didesain sesuai dengan tempat di mana hotel tersebut berdiri. Desain yang terlihat di foto tampak eklektik dengan beragam grafis dan warna. Pilihan lain adalah hotel berkonsep butik lainnya bernama Voco, yang pemesanannya baru akan dibuka bulan Juli 2025. (Now that's a spoiler)

Oke, tampaknya keputusan sudah diambil. Maka, dua hari sebelum tahun baru 2025, kami pun meluncur ke Dago atas dari Cimahi. Ya, untuk pindah tempat tidur! 😁

lobby

Lokasi, Suasana, dan Kesan Pertama

Hotel Indigo baru saja dibuka tahun 2024, tepatnya soft opening pada bulan September 2024. Lokasinya ada di daerah Bukit Pakar yang memang sejak dulu menjadi tempat populer untuk restoran dan hotel. Agak conflicted perasaan saya, mengingat lokasinya berada di lokasi perbukitan (bekas area hijau) dengan jalan sempit. Yah, walaupun kami-kami juga yang nginap di sana, sih…

Ternyata Hotel Indigo berada di dekat hotel sepersaudaraannya, Intercontinental Dago. Bangunannya sendiri bergaya futuristik tanpa sudut; seperti kapal pesiar di area sempit. Bangunannya tinggi menjulang ke langit dan ke bawah lembah Dago atas, mengoptimalkan kontur daerah yang bergunung-gunung.

Ya, area keseluruhan hotel ini memang terhitung kecil. Area parkir khusus pun harus dibuatkan terpisah di sisi lain jalan. Jadi kalau tidak bisa parkir di basement karena penuh, bisa parkir di area luar dan diantar ke lobi menggunakan mobil golf yang tersedia.

Untuk mengakali sempitnya bangunan, hotel ini menggunakan desain mezanin yang berundak-undak. Ke sana ke mari pasti kita menemukan tangga. Meskipun begitu, tangganya landai, jadi tetap mudah untuk berjalan. Bagi yang menggunakan kursi roda atau kruk, disarankan menggunakan lift.

Kesan hotel butik langsung terasa karena ukuran kecil ini. Lobinya tidak pengap karena jendela-jendela besar dengan pemandangan hijau. Interior bergaya eklektik kontemporer memadukan kesan modern dengan unsur lokal heritage Bandung, seperti graffitti di dinding, kursi rotan dengan desain unik plus bantal berbungkuskan batik Jawa barat. Beragam tekstur dan warna tidak membuat kesan norak, justru modern dan sedikit futuristik.

Begitu datang dari basement kami sudah disambut dengan graffitti berbahasa sunda. Pilar lobi bergaya art deco, gaya arsitektur yang menjadi ciri khas Bandung masa kolonial. Dinding terisi dengan berbagai art installation yang juga menjadi napas dari Bandung: komunitas seni.

Lobi yang kecil berisiko membuat antrian terlihat. Namun hal ini diantisipasi dengan keberadaan staf di mana-mana, dan dengan sigap memberikan kami hal yang diperlukan. Setelah menerima welcome drink dari staf, kami dibawa ke meja resepsionis. Proses check-in berlangsung cepat dan mudah, dengan pembayaran dilakukan di muka. Tidak sampai sepuluh menit kartu kunci kamar sudah di tangan.

Kalau biasanya lobi langsung bergabung dengan restoran, lobi Hotel Indigo digabungkan dengan bar berkonsep sky lounge. Sementara restoran terletak di sisi hotel, dengan focal point kolam renang.

IMG_8809

Kamar dan Pemandangan

Kami mengambil kamar standar dengan pemandangan biasa. Untuk pemandangan khusus tentu ada harga tambahan. Setiap lorong hotel ini terkesan tidak ada sudut, mengikuti bentuk bangunan yang memang melengkung. Hasilnya, kadang jadi agak pusing menemukan arah ruangan. 🤣

Hotel butik identik dengan desain interior yang tidak biasa dan khusus. Sejak awal saya penasaran dengan gaya interior yang diterapkan hotel ini, and it doesn't disappoint. Nilai historis serta heritage Bandung ditampilkan sebagai elemen seni dan interior modern.

Kamarnya kecil, namun efektif. Wallpaper dengan motif abstrak mengingatkan saya pada tampilan topografi Bandung yang bergunung-gunung. Saya menyukai custom lighting ruangan; bentuk lampu yang tidak biasa membuat ruangan jadi tidak membosankan. Sebagai pengganti sofa, di pinggir jendela terdapat day bed yang juga berfungsi sebagai kursi dari meja kerja serba guna.

collage2

Elemen art deco juga terasa di dinding kamar mandi--warnanya ngejreng, tapi kembali lagi, semua kelihatan harmonis dan elegan. Ukuran kamar mandi cukup luas dengan elemen utama rain shower berbentuk tabung.

Saya yang doyan merhatiin interior kamar mandi merasa sangat terpuaskan di sini 🥹 elemen keramiknya cakep banget. Toiletries yang tersedia juga custom-made, beraromakan khas Indonesia seperti sereh. well-thought out!

Fasilitas Smart TV menjadikan kamar ini sangat cocok untuk staycation. Goleran di kamar sampai puas juga sudah cukup, karena nyaman dan fasilitas hiburan tersedia lengkap.

bath

Keramahan Khas IHG yang Sudah Terjamin

Saat menginap di hotel untuk staycation, sesungguhnya harga yang kita bayar bukan hanya menginap di kasur. Kalau hanya untuk tidur di kasur nyaman dan mandi air hangat, di rumah juga bisa.

Harga premium yang dibayar sesungguhnya adalah untuk pelayanan dan pengalaman. Maklum kecapean kerja sepanjang tahun, jadinya kalau ada waktu staycation, maunya dilayanin lah…. (Entah senang atau sedih)

collage4

Begitu masuk ke ruangan, di meja sudah ada complementary cake platter, ucapan selamat datang kami sebagai anggota IHG one member rewards. Selaras dengan konsepnya yang lekat dengan Bandung, menu yang disajikan adalah paduan western dan tradisional Bandung. Makaron pandannya enak banget 🥹 Selain cake dan pastry, juga tersedia snack kecil khas Indonesia, cangcimen: kacang, kwaci, dan permen jahe.

Setiap kali liburan di akhir tahun saya selalu berpesan pada petugas reservasi bahwa kami merayakan wedding anniversary. It fits with our wedding month, December.

Setiap hotel punya cara berbeda dalam memberikan complimentary. Biasanya ada kartu ucapan dan kue kecil. Kali ini pun sama: ada ucapan personal di samping snack, yang kami terima dengan senang hati.

Kami sudah senang dengan cake platter dan kartu ucapan serta towel arrangement— berasa pengantin baru. Tapi ternyata, saat kami baru saja mulai istirahat, ada ketukan di pintu. Tim customer experience hotel mengejutkan kami dengan… another cake, lengkap dengan topi pesta. 🤣

batch_IMG_8818

Karena saya nggak ngira akan dapat surprise lagi, hal ini lumayan menghibur. Mereka bahkan menawarkan untuk mengulang adegan surprise, just in case saya mau merekamnya untuk keperluan media sosial. 😂😂😂

Rasanya lucu mendengar tim tersebut pergi lagi ke kamar-kamar sebelah dan memberikan kejutan untuk kamar lain, but we’re happy, nonetheless. Kalau saya bilang: saya pekerja keras, tapi hotelier pasti bekerja lebih keras. Kudos for the team!

batch_IMG_8831

(Dan tentu saja, kuenya enak 😃)

Breakfast buffet tersedia dalam berbagai jenis: Indonesia, Internasional, dan Oriental. Untuk rasa terjaga enak, tapi harus diakui memang belum terasa istimewa.

Yang harus diberi apresiasi adalah pelayanannya. Setiap server dan waiter dengan sigap menyambut kami dan membawa kami ke meja yang tersedia. Meskipun kami datang saat peak season, sama sekali tidak ada antrian atau berebut meja. Setiap kali teh atau kopi habis, waiter akan datang untuk mengisinya kembali.

Kebetulan, saat datang, rain shower di tempat kami agak rendah tekanan airnya. Karena kami malas, saya baru mengutarakan komplain ini saat pagi hari, ke server yang menyajikan teh. Manager on duty langsung datang dan tim teknisi menyelesaikan problem itu selama kami makan.

Saat kami kembali ke kamar, pancuran sudah prima kembali. Plus saat check-out untuk pulang, kami mendapatkan complimentary sandwich sebagai permintaan maaf.

Hal-hal detail seperti ini adalah sesuatu yang belum tentu didapatkan di hotel yang bukan berjaringan. Sudah tentu pasti banyak hotel dengan pelayanan yang baik; namun kami bukanlah orang yang punya kemewahan waktu liburan kapan saja, jadi memilih hotel berjaringan—IHG to be precise—adalah cap jaminan untuk mendapatkan standar pelayanan yang baik.

Fasilitas Hotel dan Sekitarnya

hotel-indigo-bandung-9868711990-4x3

Salah satu selling point Hotel Indigo adalah Infinity Pool. Berada satu area dengan Joempa Restaurant, kolam ini menjadi pemandangan bagi yang sedang makan di area luar restoran. Tapi jaraknya tidak terlalu dekat, karena ada pemisah berupa tangga dan air terjun buatan--sehingga orang yang sedang renang tidak perlu risih merasa dilihat oleh tamu yang sedang makan.

Air kolamnya hangat sehingga nyaman dipakai renang. Maklum lokasinya juga dingin dan kena angin karena lokasinya ada di lantai kesekian. Handuk disediakan, kamar bilasnya pun banyak dan bersih. Kolam renang ini berdekatan dengan gym serta klub aktivitas anak, Kancil Club.

Karena lokasi hotel ini ada di daerah wisata, nggak usah ditanya lagi aksesnya ke tempat wisata. Cukup jalan kaki saja sudah bisa menemukan tempat makan. Kami makan malam di Congo Restaurant and Art Gallery, restoran terkenal yang tepat ada di belakangnya. Jalan kaki sepuluh-lima belas menit, tapi berhubung hujan dan mager, kami pakai mobil 🤣

Berada di Bukit Pakar, itu berarti hotel ini juga dekat dengan area Taman Hutan Raya Juanda (Dago Pakar), Selasar Sunaryo, Lawangwangi Art Space, dan lain-lain. Minusnya, memang jauh dari pusat kota. Tapi tempat wisata di sini juga sudah banyak, jadi tidak akan bosan. Malah aksesnya jadi mudah; tidak perlu bermacet-macet dari Dago bawah.

Is It Worth the Price?

All-day-dining-1

Dengan kesan dan fasilitas yang ditawarkan, Hotel Indigo memang hotel dengan harga premium. Walaupun statusnya sesama bintang lima, harga yang diberikan lebih mahal daripada hotel saudaranya, Intercontinental.

Dengan harga yang lebih tinggi dari Intercontinental, apakah harga dan pengalamannya sebanding?

Bagi saya yang memang datang untuk menikmati kamar, suasana interior, dan utamanya pelayanan, saya rasa harganya memang sebanding, dengan catatan for special ocassions only. Pengalaman menginap di sini sangat memanjakan mata karena berbeda dari kebanyakan hotel pada umumnya. Entah dari tampilan interior sampai detail terkecil, semua layak untuk dipandang.

Satu kekurangan adalah makanan: it's not bad, tapi detailnya bisa ditingkatkan. Ada beberapa makanan saat sarapan yang dingin, padahal bila heater makanan dihangatkan, tidak akan jadi masalah. Pengalaman lainnya memberikan ingatan yang menyenangkan sehingga hal tersebut tidak menjadi masalah bagi kami.

Untuk mendapatkan harga promo yang lebih murah, jangan pesan lewat aplikasi pihak ketiga. Saya melakukan booking di aplikasi IHG dengan akun member. Memang sih sedikit membingungkan karena menggunakan kurs USD alih-alih rupiah, tetapi ketika dirupiahkan harganya masih lebih rendah daripada harga di aplikasi booking.3

Pendaftaran di aplikasi ini mudah, cukup dengan akun google. Setelah terpesan, kita akan mendapatkan tanda bukti pemesanan yang tinggal dikonfirmasi di resepsionis nantinya. Lebih mudah dan juga dapat complimentary snack tambahan. 😗

Apakah kami akan kembali lagi? Kalau saya mencari hotel dengan suasana one of a kind, lengkap dengan pelayanan mewah khas bintang lima, tentu saya akan kembali lagi. Tapi kalau saya hanya akan menginap di hotel untuk keperluan pergi ke tujuan tempat wisata, saya akan memilih hotel lain yang lebih murah.

“Ini tuh baru liburan,” kata suami saya di perjalanan pulang. “Nggak capek, dapat pelayanan terbaik, ketemu makanan enak. Balik-balik 'kan jadi bertenaga lagi."

Saya mengangguk-angguk mengiyakan. Terlepas dari opininya yang saya setujui, saya tahu kebahagiaan utamanya adalah karena nggak perlu nyetir jauh-jauh ke luar kota.

Sampai kita berlibur kembali ☺️

selfie selca di cermin dengan pencahayaan bagus itu wajib adanya.


foto: dokumentasi pribadi, Hotel Indigo Bandung.


thanks for reading!

kirim komentar lewat email atau mention saya di threads.

Suka baca tulisan saya? langganan atau dukung saya lewat nihbuatjajan.

  1. Viral dan banyak muncul di media sosial. Saat ini, justru harus berhati-hati dengan hotel yang sering muncul di algoritma For Your Page. Google reviews cenderung lebih bisa dipercaya.

  2. Pilihan hotel "zona aman" buat kami adalah IHG atau Accor Hotels. Untuk bisnis, Santika dan Aston bisa jadi pilihan. Kalau impiannya tentu saja Aman Resorts... kalau sudah mampu tanpa harus jual ginjal dulu.

  3. Kurs per Desember 2024. Kalau saat ini, sepertinya kurs Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

#2025 #Around Bandung #Leisure #Travel #blog