Gentle Sunday

Gen XX: Orgasm by HMNS (2019)


Kali ini, akhirnya saya membahas parfum lokal! Brand parfum ini belakangan santer sekali di media sosial. Awalnya saya cuek saja, sampai akhirnya kok jadi penasaran.

Orgasm adalah nama yang cukup menantang untuk sebuah parfum. Ekspresi yang melambangkan puncak, klimaks - rasa nikmat yang luar biasa. Konteksnya, biasanya, adalah seks. Jadi, kalau parfum ini dinamai begitu, berarti nggak sembarangan, dong.

Dengan cara penjualan yang terbatas, ditambah lagi harganya cukup terjangkau, setiap batch selalu sold out dengan cepat. Testimoni yang diberikan oleh para pembeli pun selalu bombastis. Gimana cara nggak penasaran tuh.

HMNS menjual parfumnya lewat instagram, web, serta marketplace: shopee dan tokopedia. Setelah dua kali PO selalu kehabisan, akhirnya saya beruntung di batch ketiga. 

So how was it?

HMNS (dibaca Humans), adalah brand parfum lokal yang baru berdiri tahun 2019. Karena pemiliknya cowok, pada awalnya HMNS hanya mengeluarkan parfum untuk pria. Orgasm adalah parfum feminin pertamanya.

Skena parfum di Indonesia, sepanjang perhatian saya, memang lebih condong ke kaum Adam. Pasalnya, mereka aktif berdiskusi baik di kaskus maupun grup facebook. Koleksi parfum sama menariknya dengan koleksi jam tangan atau gadget. Kalau baca-baca obrolan parfumnya cowok-cowok, beda banget feel-nya, hahaha.

Sementara, kaum perempuan lebih suka sistem rekomendasi: langsung review di instagram, blog, atau aplikasi femaledaily. Saya pun tahu HMNS ini dari iklan di instagram. Parfumnya, ya Orgasm ini.


Review HMNS Gen XX: Orgasm Eau de Parfum


HMNS mengemas semua parfumnya dengan menarik. Daripada kemasan parfum, saya lihat-lihat, kemasannya lebih mirip produk ponsel. Kotaknya sturdy, menjamin keamanan ketika pengiriman. Belum dilapis lagi dengan kardus dan bubble wrap tambahan. Jadi, buat yang mau order online, sama sekali nggak usah khawatir.

Botolnya juga terbuat dari kaca tebal. Bentuknya kotak, kurang enak digenggam - suka takut jatuh karena cukup berat. Saya suka atomizer-nya: menyebar mudah dengan butiran yang sangat kecil. Dengan isi 100ml, parfum ini bisa dipakai lama banget. Apalagi kalau parfumnya suka gonta-ganti kayak saya. 

Sayang HMNS hanya menyediakan satu ukuran. Karena untuk saya, 30-50 ml saja sebenarnya sudah cukup.

Menurut keterangannya, notes yang menyusun parfum ini adalah notes populer dari parfum wanita. Red apple, jasmine, rose, peony, ditutup dengan vanilla beans. Deretan notes itu yang membuat parfum ini digadang-gadang sangat memikat.  It’s aphrodisiac.

Karena saya suka parfum vanila - Mugler’s Angel adalah parfum favorit yang wangi vanila-nya cukup menonjol - jadi saya pede saja membeli Orgasm secara blind buy. Saya pun suka mawar, peony, dan jasmine. Plus, memang tidak ada trial size-nya. Marketing-nya memang hebat karena bikin penasaran setiap kali PO. Selalu ludes!

Kesan pertama saat menyemprotkan parfum ini? 


Aroma red apple-nya sangat kuat. Bukan jenis yang menempel, tapi; tajam, menusuk hidung. Setelah itu, aromanya berangsur-angsur bergabung dengan floral middle notes, gabungan antara powdery rose dan peony. Saya tidak dapat mencium jasmine dalam parfum ini.

Sampai middle notes, saya cukup suka. Yang kurang menyenangkan justru base note-nya. Ini yang bikin saya kecewa, karena saya memilih parfum ini berkat vanilla beans-nya. Aroma vanilanya tidak tercium di saya, yang saya cium adalah bau sintetik yang terlalu pekat.

Butuh seminggu lebih saya mencoba parfum ini agar benar-benar yakin kalau Orgasm memang bukan selera saya. Saya coba di baju, kertas, dan kulit. Dipakai seharian mulai pagi hari, re-apply saat sore hari. 

Saya juga menyelingnya dengan parfum lain (siapa tahu saya jadi anosmik). Tetap saja, aroma vanila sintetik itu yang tercium. Perpindahan notes-nya terasa terlalu kasar di hidung saya. Aromanya manis, tapi tidak ā€œhalusā€. Drydown-nya sama sekali tidak ada pada saya.

Setelah berpikir, Mugler’s Angel memang punya dasar vanila - tapi juga memadukannya dengan patchouli (nilam), notes yang cenderung maskulin. Mungkin itu yang membuat saya merasa parfum ini terlalu manis.

Saya masih akan bereksperimen dengan Orgasm ini. Mungkin me-layer-nya dengan parfum yang maskulin agar tidak terlalu manis.

Kesan dari HMNS Orgasm


Sayang, aroma Orgasm bukan selera saya. Aromanya memang kuat, namun cenderung sintetik sehingga untuk saya terlalu ā€˜berat’. Body chemistry saya juga sepertinya tidak cocok. Orang banyak yang bilang wanginya tahan lama; kalau di saya, drydown-nya tidak terasa enak di hidung. Sayang banget :(

Mungkin ekspektasi saya juga yang ketinggian, karena membaca testimoninya yang wah. Didukung dengan yang menulis this is the one perfume you need, the one perfume you will wear for the rest of your life. Plus nama yang kontroversial.

Atau sederhananya, saya memang nggak jodoh sama parfum ini. Untuk referensi, ini reviewnya di femaledaily. Semuanya merespons positif dan bilang ketahanannya bagus.

Karena kalau dilihat secara objektif, di range harganya, parfum ini dibuat dengan baik. Merek ini bisa menjadi alternatif bagi yang sebelumnya ingin mencoba fine fragrance namun tidak mau harga yang terlalu mahal.

Harga parfum HMNS cukup terjangkau. Sesuai dengan pangsa pasarnya yang mengincar middle ground; di antara pengguna parfum pabrikan supermarket dan pengguna designer fine fragrance. Ke depannya, saya masih akan mencoba varian lain dari merek ini.

Parfum ini cocok dipakai untuk kesempatan spesial. Untuk tidur juga cocok karena wanginya yang hangat. Nggak salah kalau banyak yang bilang parfum ini cocok untuk dipakai saat bersama pasangan, soalnya paduan notes-nya memang sangat feminin dan ā€˜membungkus’. Kalau cocok dengan parfum ini, you’ll smell amazing. :)

Orgasm

House: HMNS
Notes: red apple, jasmine, rose, peony, vanilla beans
Sillage: high
Longevity: medium (di saya low).
Suitable for: evening, special occasions, and for treating yourself after a long day


thanks for reading!

kirim komentar lewat email atau mention saya di threads.

Suka baca tulisan saya? langganan atau dukung saya lewat nihbuatjajan.

#2020 #Fragrance #Mindful Consumption #Review #blog