Belanja Bulanan Online dengan Cara Bulk Buying, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Kadang, belanja di supermarket jadi hal yang melelahkan. Belanja bulk buying online sekarang cenderung jadi pilihan saya. Mengapa?

wide image

Setiap awal bulan, biasanya saya pergi ke supermarket di jam pulang kantor. Kantor suami kebetulan berbatasan langsung dengan supermarket yang cukup lengkap.

Kalau tidak ada waktu saat jam sore, maka kami mendedikasikan satu hari di akhir minggu untuk berbelanja di supermarket daerah kami. Umumnya menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk perjalanan, belanja, dan mampir makan atau ngopi.

Setahun belakangan saya lebih sering berbelanja bulanan lewat e-commerce. Terlebih sejak ada voucher gratis ongkir dan voucher live. Coba-coba di satu kategori, sekarang hampir setiap bulan saya membeli kebutuhan bulanan secara online.

Untuk pembeliannya sendiri memang tidak beli satu-satu sekaligus; saya memilih membeli beberapa item dalam jumlah banyak sekali pembelanjaan. Saya memilih metode bulk buying untuk belanja bulanan ini—alias Belanja ala grosir.

Tidak terasa, sudah setahun lebih saya menerapkan metode belanja ini, meskipun kadang masih berbelanja di supermarket atau pasar biasa.

Apa Itu Bulk Buying?

Bulk Buying, secara singkat, artinya sih pembelian dengan jumlah banyak atau grosir. Tentu saja, jumlah belanja kita tidak akan sebanyak pemilik toko yang berbelanja di distributor, tapi akan cenderung lebih banyak dari belanja bulanan biasa.

Pembelian item dilakukan sekaligus alih-alih satuan. Berbelanja dengan kuantitas yang cukup untuk tiga-empat bulan ke depan. Hal ini bisa diterapkan untuk barang-barang yang memang tidak mudah kadaluwarsa dan digunakan secara rutin.

Meskipun sebulan hanya menggunakan satu bungkus sabun cuci piring, misalnya, saat waktunya membeli sabun cuci piring saya akan membeli tiga-empat bungkus. Begitu juga dengan kategori yang lain, seperti deterjen, pelembut, dan bumbu dapur.

Tentu saja, setiap keluarga punya kebiasaan dan prioritas masing-masing dalam berbelanja bulanan. Metode bulk buying ini bisa jadi cocok untuk sebagian orang, namun mungkin tidak sesuai bagi yang lain.

Mengapa Melakukan Bulk Buying? Ini Kelebihannya!


Harga Bersaing

Salah satu keuntungan utama dari bulk buying adalah harga yang lebih murah. Membeli dalam jumlah banyak seringkali memberikan diskon atau harga grosir yang tidak akan didapatkan jika membeli satuan.

Selain itu, beberapa e-commerce juga menawarkan voucher tambahan untuk pembelian dalam jumlah besar, yang semakin menghemat pengeluaran bulanan. Saya suka mantengin live sekitar pukul 20.00 WIB—suka ada voucher yang dibagikan dengan nominal diskon 10-15 persen.

Nggak Perlu Repot, Terutama Kalau Online

Waktu kecil, ke supermarket buat saya berarti hiburan. Setelah dewasa, ke supermarket ternyata menjadi satu hal yang menghabiskan waktu.

Berbelanja secara online dengan metode bulk buying juga mengurangi kerepotan harus pergi ke toko fisik, antri di kasir, dan mengangkut barang-barang berat. Semua kebutuhan bisa diakses hanya dengan beberapa klik, dan barang-barang akan diantar langsung ke depan pintu.

Bisa Mencari Item Spesifik yang Dimau

Kadang saya tuh suka spesifik: pengen deterjen merek ini, pengen kecap ikan merek anu. Supermarket dekat rumah tidak selalu menyediakan barang tersebut. Kalau sudah begitu, mencari barang online jadi solusi.

Plus, kalau sudah suka dengan satu merek besar tertentu (biasanya kebutuhan rumah tangga terdiri dari berbagai merek di bawah grup besar), saya tinggal ke toko dari grup merek tersebut saja. Semua sudah pasti ada, berbeda dengan kalau mencari ke supermarket biasa.

Satu Kali Pengiriman

Beberapa e-commerce menawarkan gratis ongkir untuk pembelian dalam jumlah tertentu, yang tentu saja menguntungkan. Konon, satu kali pengiriman berarti mengurangi frekuensi pengiriman dan emisi karbon, sehingga lebih ramah lingkungan.

Tapi jujur saya nggak bisa memastikan ini karena paket yang dikirim tetap menggunakan plastik, dan apakah sebanding dengan emisi karbon yang dikeluarkan kalau membeli sendiri. Yang jelas, saya bisa langsung dapat paketnya sekaligus tanpa harus menunggu mereka datang terpisah-pisah.

Kekurangan Berbelanja dengan Cara Bulk Buying


Ketinggalan Diskon di Toko Offline

Walaupun bulk buying menawarkan banyak kelebihan, ada juga kekurangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah ketinggalan diskon atau promosi spesial yang seringkali hanya tersedia di toko offline.

Saking seringnya belanja online, saya suka lupa harga. Kadang nggak ingat kalau harga di toko offline bisa banting harga juga. Yah, walaupun sejauh ini saya menikmati harga yang cukup bersaing bila dibandingkan beli di toko biasa, sih 😃

Perlu Modal Awal yang Lumayan

Membeli dalam jumlah banyak tentu membutuhkan dana yang lebih banyak dibandingkan membeli satuan. Ini bisa menjadi tantangan, terutama jika sedang mengatur anggaran dengan ketat.

Kalau sudah bisa bergantian membelinya sih enak, tetapi ketika awal mulai, saya memang cenderung mengeluarkan “dana awal” untuk belanja dengan kuantitas lebih banyak dari biasa. Pun, kalau memang keuangan lagi agak ketat, saya nggak melarang diri untuk membeli eceran di warung dekat rumah.

Bisa Mubazir Kalau Tidak Di-manage dengan Baik

Kalau sudah merasa punya banyak, kadang malah jadi boros dalam penggunaannya. Untuk menanggulangi, saya tetap memindahkan isi produk ke dalam kemasan yang lebih kecil; menciptakan ilusi jumlah produk yang secukupnya.

Jika tidak dikelola dengan baik, barang-barang yang dibeli dalam jumlah besar bisa saja mubazir. Produk-produk yang memiliki masa simpan pendek atau yang tidak sering digunakan bisa menjadi tidak terpakai dan akhirnya harus dibuang.

Oleh karena itu, penting untuk merencanakan dengan baik apa saja yang akan dibeli dan memastikan semuanya akan digunakan sebelum kadaluwarsa.

Menghabiskan Tempat

Ini masalah utama yang saya juga mengalaminya. Rumah saya kecil soalnya hahaha. Satu lemari nggak lagi cukup untuk segala kebutuhan bulanan. Barang-barang berdimensi besar, misalnya tisu, cukup mengambil tempat.

Tempat stok barang tidak boleh basah atau lembap. Letaknya harus mudah dicapai, dan jangan sampai bikin kita lupa bahwa ada barang di sana. Nanti kembali ke poin sebelumnya, malah jadi rawan mubazir.

Sesuaikan Kembali dengan Anggaran dan Kebiasaan

Pada akhirnya, metode bulk buying ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran masing-masing. Bagi saya, metode ini sangat membantu.

Bagi keluarga yang punya anak-anak, mungkin justru sebaliknya: momen belanja bulanan adalah momen bonding dengan keluarga, juga bisa sekalian jalan-jalan.

Karena sehari-hari ngantor dan hanya berdua dengan suami, otomatis saya menjadikan akhir minggu sebagai waktu sakral. Kegiatan belanja bulanan bukanlah hal yang ingin saya prioritaskan.

Saya nggak lagi harus keliling-keliling supermarket bawa barang berat, dan di hari libur saya bisa melakukan kegiatan lain alih-alih mondar-mandir mencari deterjen mana yang harus dibeli.

Pertimbangkan baik-baik kebutuhan, anggaran, dan ruang penyimpanan sebelum memutuskan untuk beralih ke bulk buying, yaa!

Salam,

Mega

Komentar

  1. Aku jadi ingat teman kantorku dulu yang sering beli belanja barang dalam jumlah yang banyak dan bermacam-macam. Beberapa hari dalam satu minggu selalu ada paket yang datang dalam jumlah barang yang banyak. Ternyata dia sering beli beli barang kebutuhan sehari-hari ketika ada diskon dan gratis ongkos kirim. Dia bilang itu lebih hemat dibandingkan mesti ke supermarket.

    Bahkan dia sering beli beberapa buah secara bersamaan. Kemudian kulkas kantor penuh dengan buah milik dia. Kami terkadang bantu untuk menghabiskan buah miliknya...wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahha aduh saya ketawa dong. soalnya ini malah jadi kayaknya boros padahal maksudnya beli lebih hemat.

      saya juga pernah sih ngalamin hal ini (kadang masih sampai sekarang hehe). beli banyak lalu disimpan supaya nggak kehabisan, habis itu lupa simpan di mana. pas mau pakai malah sibuk nyari-nyari. atau malah keburu kadaluwarsa.

      makanya, sekarang benar-benar harus mengukur, gak bisa sekadar beli grosiran untuk semua barang dan makanan.

      terima kasih sudah berkunjung!

      Hapus
  2. Aku di rumah tinggal sendirian jadi jarang banget Bulk Buying kalau udah menyangkut urusan dapur atau rumah. wkwk 🤣 Paling perbawangan sama Buah, karena itu wajibbbb stock kalau-kalau mau bikin sarden atau masak telor atau Mie TekTek 😊 kalau Buah biar lancar urusan perkamarmandian 🙄 wkwk.. Udah jarang masak lagi karena beli di Warteg jauh lebih simpell Lauk banyak + Ekonomis dan praktis.... Tinggal lompat, makan, Kenyangg... wkwkw 🤣

    Cuma kalau perintilan kaya detergen, persabunan, odol, sampo, perawatan diri, dan stock per'Anabulan. Aku akui Online jauh lebih menggiurkan. Bukannya nggak mau memperdaya penjual sekitar. Tapi kadang suka sebel kalau harganya BUSET-BUSETAN jauhnya 🤣..

    Kaya kemarin Mba aku nyari Recovery Food buat si Adek (Kucing) yang lagi sakit. Aku udah muter-muter tuh keliling. Masa yang jual harganya 70k, 65k, 55k. Ya Allah... Padahal kalau dipikir-pikir Kota tempat aku tinggal nggak jauh-jauh amat lohhh dari Kota Besar macam Jakartaaa.. Jadi apa yang membuat harga mereka tinggi?? Tohh belum kehitung energi yang aku pakai buat muter-muter. wkwk 😄 Maapkan diriku yang terdengar agak perhitungan dan nyebelin 🤣. Soalnya di Shoppe harganya cuma 28k atau paling mahal 33k. Ini 75k 🤓 kaya marginnya banyak banget nggk sih 😅 wkwkw.

    Jadi aku pun lebih milih beli Online 29k.. beli 2 biji 58k... Ada potongan diskon 7000. + Gratis ongkir. Ini yang penting 🤣.. Nyari barang bisa sambil tiduran di kamar, besoknya udah nyampeee...

    Jadi aku kalau beli perintilan abis-pakai lebih sering Online karena harganya jauh lebih muraaaahhh.... 😄 AHAHAH

    Lohhh kok ini komentar malah jadinya curhat yaaakk... wkwk 🤣 Soalnya iyaa, Marketplace buat aku udah bantu banyak banget buat cutting cost yang kalau ditotal lumayan bisa buat beli seblak 😄

    BalasHapus

Posting Komentar